BannerFans.com

Sang Pecinta Gila

Pecinta Tuhan ( Pekerja Cahaya ) akan mendapatkan fragmen drama kehidupan yang sangat menyenangkan, menyenangkan bila fragmen kehidupan tersebut dialami dalam kondisi jiwa yang tenang – apalagi jika dalam kesadaran Tuhan. 

Mulai berlangsung proses pembersihan energi negatif yang ada di dalam jiwa, pembersihan di dalam tubuh dari kotoran duniawi dan polusi dogma, proses ini sangatlah menyenangkan ( benarkah menyenangkan? Ya...jika jiwa bisa selalu dalam kondisi tenang – maka kesadaran tuhan akan aktif memandu dan memberikan pelajaran pelajaran – yang mungkin bagi mereka yang tak tenang menjadi munculnya ketidak nyamanan ) . 

Tapi yang hakiki? Pada akhirnya yang ada hanyalah yang sejati ( esensial ) .

Dari yang sejati ini, sang pecinta mulai merasakan kebangkitan sisi lain dari kualitas dirinya – inilah sebuah peningkatan kesadaran – consciousness shifting, sehingga keduanya seimbang – tentunya dalam posisi Jiwa Tenang , yaitu Diri Palsu ( Jiwa Ego – Jiwa Amarah – Jiwa Keinginan ) dan Diri Sejati ( Jiwa Suci – Jiwa Murni – Jiwa Amarah ) .

Baca artikel ini untuk menambah wawasan : Perjalanan spiritual ke dalam diri

Karena dalam kondisi jiwa tenang inilah Perilaku dan sikap mulai bisa diatur ke arah yang tepat. Yang lebih menyenangkan lagi, cara berpikirnya juga mulai bisa diatur ( baik sadar ataupun tidak ). Bahkan.....suatu ketika ketika jiwa tenang mulai bisa diraih, jiwa bijak pun aktif. Kebijaksaan menjadi penting dari yang sebelumnya tak penting. Bahkan seringkali tanpa sadar kebijaksanaan selalu datang mencerahi setiap aktifitasnya. 

Khalayak umum yang melihat sang pecinta, cara bertindak dan berpikir barunya ini dijuluki sebagai cara berpikir kebalik balik dibandingkan dengan cara berpikir khalayak umum. Bahkan banyak diantara mereka mereka mulai bergeser, melipir, menjauhkan diri, karena pembicaraan yang tadinya nyambung, sekarang nggak lagi. Dan hati serta logika khalayak umum seolah olah diputar giling oleh sang pencinta.

Obrolan seperti ini yang sering terjadi, suatu hari ada seseorang yang bertanya padanya apa yang disebut bahagia?

Jawabannya, 
"Matilah dulu baru kamu bisa tau apa itu bahagia."

Lain kesempatan ada juga yang bertanya, bagaimana cara menghadapi masalah hidup?
Ia menjawab, "masalah itu apa? 

Sedikit dari temannya yang nekat dan tak takut ketularan “gila” mencoba coba untuk menggali lebih dalam darinya.....awas jangan sampai dimatikan dirimu seperti si pecinta, dan mereka pun terlibat obrolan seru yang panjang dan mencerahkan ( mungkin teman temannya sudah menocba ikut mati seperti si pecinta ) sampai akhirnya mereka mencapai tingkat cinta gila yang sama dengan sang pecinta.


Sang pecinta itu selalu bersyukur atas kondisinya, karena seperti inilah dia hidup, berbagi cinta, sehingga banyak orang yang merasakan cinta karena Tuhan, berbagi cahaya Tuhan, Cinta yang membuat meningkatnya kesadaran. Cinta sejati yang membuat pemahaman bahwa kebenaran yang hakiki hanya didapat dari hubungan yang nyata antara : Percikan Cahaya Tuhan ( RUH ) yang ada di  dalam diri – lapisan lapisan jiwa ( ROH ) – pikiran/logika – fisik itu adalah hal mutlak. 

Sang pecinta gila bersyukur telah menjadi orang yang bebas dan merdeka, dan menjadi seorang yang paham karena diberitau oleh sang maha Cinta, dan dia mulai bertekad untuk berusahya mengaplikasikan pemahamannya pada kehidupannya. 

Tak apa orang menyebutnya gila,
ya memang gila, karena ini tak umum. 
Ya..memang dia sinting, karena nekad mencintai sang Maha Cinta, yang kata orang baru nanti bisa ditemui.

Sang pecinta yang gila mulai dijauhi banyak orang normal, tapi pendapatnya disegani karena banyak kebenaran yang banyak orang takut membenarkan kebenaran yang dilontarkan pecinta gila. Bahkan ada yang menghormatinya karena banyak memberikan solusi singkat dan tepat sasaran.  

Walaupun dia tampak sendirian, tapi dia selalu memunculkan raut wajah bahagia, banyak orang yang mencoba berdekatan dengannya mendapatkan kenyamanan karena pancaran energi cinta pada sang maha Cinta yang tak mau disembunyikannya.

Baca artikel : Pahlawan di dalam diri kita

Banyak orang yang berusaha menggapai segalanya, dan mendapatkan segalanya, memiliki aura sukses yang luar biasa, bisa jadi ini karena mereka tampaknya sudah mendapatkan segalanya. Tapi sang pecinta gila,..hanya biasa biasa saja hampir tak memiliki apa apa, walaupun auranya seolah olah mengatakan dia punya segalanya.
Ucapannya sederhana, perkataannya lembut, tapi hati yang mendengarkan jadi bergetar. Untaian kata dan kalimat yang keluar dari mulutnya bagaikan puisi cinta yang indah, yang membuat siapapun yang mendegarkan seolah olah merasakan jatuh cinta lagi.

Apakah dia bersama Tuhan? 
Apakah alam semestanya berbeda dengan kita? 
Apakah dia yang gila serta kita yang normal?

Hanya kita yang pernah jatuh cinta yang tau jawabnya, sayup sayup di kejauhan mulut si gila cinta melantunkan nyanyian cinta ini : 

Denganmu… aku bisa tenang
Denganmu … aku jadi hidup
Hanya Denganmu hidupku jadi bahagia

Denganmu,...aku tau damai
Dengan pelukmu..aku tau teduh
Dan hanya cintamu yang ingin selalu ku miliki

Aku tau kau selalu ada
Selalu temani dan cintaiku
Ku ingin kau selalu ada
Hingga nafas lepas dari ragaku…

Denganmu… aku bisa tenang
Denganmu … aku jadi hidup
Hanya karena cintamu hidupku jadi ada..

Aku tau kau selalu ada
Selalu temani dan cintaiku
Ku ingin kau selalu ada
Hingga nafas lepas dari ragaku…

Pernah suatu kali sang pecinta yang gila memberitaukan bahwa dia bisa gila karena tertular gilanya pecinta yang lain. 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau. 

(...sholawat nariyah )

Ayo nikmati cinta 
Di tiap denyutan jantungmu sendiri

Erlangga Asvi
Share on Google Plus

About Erlangga Asvi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar