Keinginan manusia, mengalahkan hasil beragama
Kenapa akhir akhir
ini seolah olah agama menjadi sumber terjadinya konflik? Salah satu sebabnya
adalah lalainya manusia menata diri,
sehingga keinginan manusia
mengalahkan hasil beragama. Dari periode ke periode kehidupan, Tuhan Yang
Maha Esa telah menurunkan sejumlah Nabi dan Rosul. Berbagai agama menggema ke
seluruh penjuru Dunia memandu kehidupan manusia melalui firman-firmanNya.
Hampir setiap agama mengajarkan Kebenaran - Kasih sayang - Perdamaian – Kepedulian.
Diluar dugaan, kenyataanya hanya sedikit manusia sebagai pemeluk agama yang
berhasil menuai buah dari beragama. Faktanya justru agama menjadi sumber
konflik,baik secara internal maupun antar agama.
Mengapa keinginan manusia mengalahkan hasil beragama
bisa terjadi ? Tentu ada sesuatu yang salah dalam mempelajari dan mempraktekan
agama tersebut. Setiap hari belajar dan menjalankan agama atau kepercayaannya
masing masing. Namun inti sari agama tidak terserap, tapi formalitas dan
tradisi yang subur membudaya.
Diri palsu semakin
kokoh, diri palsu ini terdiri lapis jiwa yaitu, jiwa : lapisan ke 5 yaitu Jiwa
Ego, lapisan jiwa ke 6 : Jiwa Amarah,
lapisan jiwa ke 7: yaitu Jiwa Keinginan. Jiwa lapis 7. : Keinginan, menguasai
raga terutama Otak dengan melalui sarana 5 pancaindera.
( referensi mengenai lapisan lapisan
jiwa, atau anatomi dari jiwa, anda bisa membacanya di artikel saya sebelumnya :
Pencerahan Spiritual : Sebuah perjalanan
kedalam diri manusia 2 menuju Bagian Jiwa )
Banyak sekali
pemanfaatan potensi fungsi otak, masukñya pada kesadaran fisik, seperti yang
kita alami saat ini. ( baca artikel : Pencerahan Spiritual : Kesadaran )
Mengandalkan otak untuk memahami agama, hanya mampu menguasi sebatas kulit
saja. Paham hanya sebatas kulit atau yang tersurat saja, belumlah bijaksana.
Kuasailah yang tersurat,
bahkan yang tersembunyi ( tersirat ), maka kita akan menemukan kebenaran yang
sejati.
Disinilah inti
masalahnya, bahkan sudah bertahun-tahun,sampai umur senja,namun masih diposisi
kulit. Seseorang yang kesadarannya pada posisi diri palsu, otomatis yg menjadi
panglima hidupnya adalah Keinginan Untuk memenuhi keinginannya segala cara
dipakai, bahkan agama dijadikan alat untuk mencapai tujuan.
Secara tersirat,
lebih extreme lagi, Tuhan pun dipaksa untuk memenuhi segala keinginannya. Anda
semakin jauh dengan Tuhan, terhijab-terhambat, akibatnya semakin melekat pada
keduniawian.
Pasti anda tidak
setuju tentang hal tersebut diatas, agar tidak seperti itu harus mengadakan
perubahan dari diri palsu ke diri sejati. Jika anda tidak setuju, keinginan manusia, mengalahkan hasil beragama , maka Diperlukan
keteguhan dan perubahan jiwa secara revolusioner agar persepsi kesadaran dirimu
ada pada level diri sejati. ( baca referensi : lingkungan menentukan perkembangan jiwa )
Diri sejati adalah
jiwa yang suci, mampu berhubungan dengan Nurani yang bersemayam di hati. Semua
informasi yg bersumber dari nurani/ruhani adalah "Kebenaran Sejati". Bila
Nurani dijadikan penglima hidup, maka hasil beragama anda tidak akan bisa
dikalahkan oleh Keinginan. Hidup adalah Pilihan, mau pilih yang sejati atau
yang palsu terserah anda. Saya yakin bahwa kita semua tidak akan bisa
dikendalikan oleh keinginan kita sendiri, sehingga keinginan manusia, mengalahkan hasil beragama tidak akan terjadi
pada diri kita.
0 comments:
Posting Komentar