Ini
mengenai Alam Semesta ( baca : 12 hukum energi di alam semesta )
Kita bisa memahaminya lewat bahasa kesadaran. Level
Kesadaran yang kita capai membuat kita bisa menyadari lapisan/anatomi dari diri
kita sendiri, dan bagaimana bagian bagian dari diri kita bekerja. Dengan
kesadaran kita bisa memahami berbagai macam RASA yang sebelumnya tidak kita
pahami. Dengan Kesadaran juga kita bisa terhubung dengan Percikan Cahaya Tuhan
yang ada di dalam diri kita sendiri dan akhirnya berkomunikasi secara
interaktif ( 2 arah ) dengannya, karena hal itulah kita kemudian bisa terhubung
dan berkomunikasi dengan Alam Semesta.
Banyak manusia yang akan bertarung dengan dirinya sendiri pada
ranah LOGIKA dan DIRI PALSU. LOGIKA yang selama ini terbentuk di dalam otaknya,
dipaksa untuk berubah 180 derajat , setelah memahami bahasa Kesadaran ini.
Apakah yang dimaksud dengan DIRI PALSU ? Diri Palsu adalah
bagian dari jiwa kita, yaitu : Jiwa EGO – Jiwa AMARAH – Jiwa KEINGINAN.
Pada
kondisi Diri Palsu, kesadaran diri dikuasai oleh jiwa Ego – Jiwa
Amarah dan Jiwa Keinginan. Sumber informasinya dari panca indera hakimnya
adalah Akal – Fikir/Logika/sering diungkapkan dengan kalimat : “harus Masuk
Akal.”
Segala
hal yang tidak masuk akal tidak mungkin bisa diterima.
Pada kesadaran dirinya waktu dalam mengisi kehidupan di dunia semua
aktifitasnya mengandung pamrih dan efek nilai tambah tertuju kepada dirinya
sendiri, puncaknya adalah SUKSES DIRI PRIBADI.
Dan
kita tahu bahwa kesadaran ini pengaruhnya nyata dan sangat jelas pada alam.
Jika
kesadaran kita dapat mempengaruhi alam di sekitar tubuh, maka apa yang kita
pikirkan langsung berpengaruh pada alam. Lebih tepatnya apa yang kita
"rasa"-kan akan langsung berpengaruh ke alam semesta sekitar kita.
Semakin
tinggi tingkat kesadaran, maka akan semakin tinggi kualitas energi yang bisa
dipancarkan. Maka semakin luas pengaruh energi Kesadaran itu ke seluruh alam
semesta. Seperti menaiki tangga. semakin tinggi tangga yang kita naiki, maka
akan semakin banyak yang bisa dilihat.
“Manusia
adalah Agen Penciptaan”
Di
dalam diri Manusia, ada bagian yang disebut sebagai Percikan Cahaya Tuhan,
sering juga disebut sebagai GOD SPARK, ada lagi istilah lainnya : RUH.
Karena
di dalam diri Manusia ada Percikan Cahaya Tuhan, maka manusia juga memiliki
sifat-sifat TUHAN. Slah satunya adalah PENCIPTA ( tentunya secara terbatas,
bukan “ MAHA PENCIPTA ), Manusia adalah agen Pencipta-an. Manusia juga dapat
mencipta. Cara bekerjanya adalah : energi yang dipancarkan oleh PERCIKAN CAHAYA
TUHAN akan ter-MANIFESTASI-kan atau TERPROYEKSIKAN melalui PINEAL GLAND /
CHAKRA AJNA sehingga mempengaruhi kondisi Alam Sekitar. Ini sudah berlangsung
sejak dahulu kala, dan “Tanpa Sadar” Kita menggunakannya untuk membuat realita
hidup kita sendiri.
Ada satu kondisi yang menarik.
Pertanyaan: Apakah sesuatu itu ada dulu sebelum diketahui
keberadaannya, atau apakah sesuatu itu diketahui dulu maka sesuatu itu jadi
ada?
Mengertikah pertanyaan di atas?
Saya ganti pertanyaannya dengan analogi simple;
Apakah kau mampu kemudian bisa, ataukah kau bisa dulu kemudian
mampu?
Saya ganti lagi pertanyaannya lebih simple:
Apakah kau belajar gitar dulu baru bisa main gitar, ataukah kau
bisa main gitar dulu maka kau belajar main gitar?
Karena
manusia adalah Agen dari Penciptaan, maka kita akan bisa menciptakan sebuah hal
supaya hal tersebut ADA, Kemudian jika sudah ADA maka kita akan bisa
menggunakan hal tersebut, mengambil manfaatnya untuk hidup yang lebih baik.
Karena
itulah, ayo kita manifestasikan ( ciptakan ) sesuatu hal yang Bermanfaat
terlebih dahulu, maka kita akan tau Sesuatu Hal Tersebut adalah NYATA,
Ciptakan….baru kita akan paham bahwa hal tersebut ADA, bukan sebaliknya. Inilah
sebuah KEBENARAN HUKUM ALAM SEMESTA YANG HAKIKI.
Pernyataan
terhadap KEBENARAN akan membawa reaksi langsung terhadap REALITA KEHIDUPAN
KITA, dan tentunya terhadap ALAM SEMESTA yang lebih luas lagi dibandingkan
dengan Realita hidup kita sendiri. Mari kita mulai dari realita hidup kita
sendiri.
Alam
Semesta akan memberikan FEEDBACK ( FEEDBACK adalah REAKSI, ada AKSI maka akan
ada REAKSI ) yang tidak terlihat akan menjadi bisa kita lihat. Segala yang
masih TERTUTUP akan menjadi TERBUKA. Pada akhirnya kita bisa mengambil
manfaatnya secara langsung pada perkembangan diri kita sendiri, sehingga
pada akhirnya manfaat itu akan bisa kita tebarkan ke sekita kita.
Pengetahuan
yang kita dapatkan, akan datang setelah diciptakan.
Kita akan menjadi Agen dari
Sang Maha Pencipta.
Mari
kita buktikan dan ambil manfaatnya.
Coba nyatakan hal ini :
“Saya bisa mengendarai mobil” maka hasilnya : kita akan belajar
dan kemudian bisa mengendarai mobil.
“Saya Kaya” maka hasilnya : kita akan mengerjakan sesuatu yang
akan membuat kita kaya.
“Saya Bahagia” maka hasilnya : kita akan bahagia tanpa harus ada
sebabnya, dan terus akan bahagia
“SEMOGA (…Saya harap ) saya AKAN bisa kaya” maka hasilnya : TIDAK
JELAS ( usaha yang anda lakukan akan mengambang : kadang berhasil..kadang tidak
berhasil…atau bahkan TIDAK TERJADI APA APA.
“SEMOGA saya bisa mengendarai mobil” maka hasilnya : kita tidak akan pernah mengendarai mobil.
“SEMOGA saya BAHAGIA” maka hasilnya : Kita tidak akan pernah
menjadi BAHAGIA.
Jika kita bisa terhubung secara interaktif dengan Percikan Cahaya
Tuhan yang ada di dalam diri kita masing masing, dan memanfaatkan Potensi
energinya, maka kita akan bisa mengoptimalkan kerja dari bagian bagian yang ada
di dalam diri kita, sistem energi ( Chakra dan jaringan2 energinya ), pola
pikir ( sistem jaringan neuron dalam otak otak ) , jiwa/hati ( energi dari
lapisan2 jiwa – rasa ).
Agar memahami mengenai Percikan Cahaya Tuhan di Dalam Diri maka anda bisa membaca artikel berikut ini : Perjalanan Spiritual ke dalam diri
Sehingga kita bisa hidup dengan bebas, merdeka,….
Merdeka-Bebas-Lepas..adalah keberanian dalam menunjukkan sucinya
Energi dari Hati Nurani.
Merdeka..adalah sebuah usaha untuk memerdekakan diri dari pengaruh
pikiran negatif serta hati yang dipenuhi ego-amarah-keinginan.
“Today many people are not free. They are living with chains that
prevent them from being happy. Most often, they themselves have applied these
chains. They live tied to memories of the past, resentment or material things
that provide them with certain ‘status.’ Others live attached to an idea. None
are free.
“We came to this world to find freedom because we are essentially
free.
“Find out what binds us. What are those chains that keep us from
flying freely in the sky of love, giving happiness, kindness and forgiveness?
Gradually discover each of those chains in our mind and break them at once. We
will feel how our walk becomes lighter, how we enjoy more our life and how we
will gradually be living Paradise on Earth.
“We can’t live in Paradise being shackled. we have to be free to
live it.
“Check out then what are our chains and break them to be free.”
"Yâ robbi sholli ‘alâ Muhammad, waftah minal khoiri kulla mughlaq"
Ya Robbi, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad (saw), Bukalah segala kebaikan yang terkunci.
(Maulid simtuddurar )
0 comments:
Posting Komentar