Kesadaran jiwa : di mana semuanya dimulai
Apa
pun jalan yang Anda pilih untuk meningkatkan kesadaran, bagian terpentingnya
adalah Anda belajar mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang terjadi di
bawah permukaan tanpa membiarkan pikiran Anda menekan atau mengubah apa yang
muncul. Anda perlu mendengarkan seperti halnya teman Anda, tanpa menghakimi, sehingga
Anda dapat belajar dari emosi Anda.
Emosi
( Emotion ) , adalah perasaan yang merupakan senjata kita meraih ketenangan dan
kedamaian serta kebahagiaan dalam hidup, inilah sebuah magnet keberlimpahan.
Perasaan ini muncul dari jiwa, jika kita dapat menguasai dan memanfaatkan
bagian bagian dari diri kita, terutama perasaan, maka apa yang kita rencanakan
dalam hidup akan lebih mudah diraih..
We are just one thing.
We are divine beings.
A very strong Co-Creator.
We are a manifestation of Divine Love in jeans and T-shirts,
and in ourselves,
there
is ability to pick up good fortune
in a amazing
future
as destined by God.
Satu point utama
dari diri kita sebagai manusia. Adalah,..
Kita sebagai
manusia menyimpan bagian dari keilahian. Ada Percikan Cahaya yang berasal
langsung dari Tuhan itu sendiri. Percikan Cahaya Tuhan yang mau tak mau, sadar
ataupun tak sadar, membuat diri kita menjadi Co-Creator ( Asisten Pencipta )
yang sangat kuat.
Kita adalah
manifestasi dari Cinta Ilahi dalam wujud yang memakai celana jeans dan kaus ,
dan di dalam diri kita tinggal Kemampuan untuk menjemput nasib baik di masa
depan yang lebih baik seperti sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
Tuhan sendiri
telah memberikan sebagian dari dirinya di dalam diri kita, itulah kekuatan energi
cahaya yang tak akan pernah habis sampai kapanpun, itulah kunci pembuka takdir,
itulah energi yang tak terbatas untuk menulis takdir hidup kita sendiri.
Kesadaran adalah sebuah sistem dalam diri kita, sistem ini terdiri dari
input informasi ( bisa berasal dari : panca indera – data yang tersimpan pada
jiwa – data yang diberikan oleh ruhani ) , prosesor – pemrosesan data –
otak manusia dan energi sebagai penggerak utama.
Mengenal diri sendiri
adalah proses yang sangat bermanfaat dan menantang. Dibutuhkan kerja dan
keberanian seumur hidup yang menyenangkan. Keinginan Anda untuk mengetahui
siapa diri Anda dan apa yang Anda inginkan adalah kesuksesan nyata dalam hidup.
Ini memberi Anda tujuan, arah dan rasa sejahtera yang sejati.
Know your true self gives
you purpose, direction and a true sense of well-being.
Tubuh adalah
sisi fisik seseorang. Ia menyentuh dunia material melalui panca indera
penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, sentuhan.
Ruh adalah sisi
spiritual manusia. Ruh adalah bagian langsung dari Tuhan yang diletakkan di
dalam diri manusia, Percikan Cahaya Tuhan, Ia berinteraksi langsung dengan
Tuhan dan dunia spiritual melalui serangkaian “indera” sendiri, hal-hal seperti
iman, harapan, dan doa.
Jiwa adalah
kehidupan seseorang. Ini adalah prinsip menjiwai seseorang, dan bertanggung
jawab untuk imajinasi, ingatan, alasan, dan emosi. Dengan demikian, jiwa
berfungsi sebagai pusat komando bagi orang tersebut. Baik tubuh maupun Ruh
tidak dapat berfungsi dengan sendirinya; keduanya mencari jiwa untuk arahan dan
tindakan.
Baca artikel :
Kesadaran Jiwa Tak Aktif, Maka Tak Tau Tujuan
Karena Jiwa adalah energi,
maka ia akan menjadi daya dorong bagi munculnya “fungsi” sebagai karakter utama
jiwa. Energi listrik yang menjadi media bagi munculnya fungsi atau sifat sifat
adalah gambaran tentang mekanisme kejiwaan itu. Atau disebut juga sebagai kesadaran jiwa.
Hal itu terjadi berdasarkan
instuisi (pengetahuan) yang terdapat di dalam dasar jiwanya. Dengan adanya
pengetahuan(informasi) ini, jiwa mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan
terhadap segala hal yang terjadi dengan dirinya.
Namun kemampuan untuk mengambil
keputusan ini, antara satu individu dengan individu yang lainnya berbeda,
tergantung kepada pengetahuan yang terdapat di dasar jiwa masing-masing dan
kecepatan dirinya dalam mensintesiskan pengetahuan itu dengan pengaruh yang
datang kepadanya. Termasuk juga kekuatan sistem syaraf yang dimilikinya.
Berdasarkan hal di atas, kita
dapat memahami hubungan antara jiwa dan sistem syaraf serta fungsi dari
berbagai indera yang dimiliki manusia, sebagai hubungan perpaduan yang
menakjubkan. Di mana sel-sel syaraf berfungsi untuk mengantarkan pengaruh yang
datang dari luar, untuk dikelola dan dipahami oleh otak dengan bantuan
pengetahuan yang dimiliki jiwa, sehingga respon yang muncul dalam menyikapi
pengaruh yang datang dari luar tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dapat
dilaksanakan oleh alat inderanya.
"Dan jiwa serta penyempurnaannya
(penciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaanNya."
Al-Quran:Asy-Syams:7-8
Ayat di atas memberikan isyarat,
bahwa jiwa manusia memiliki kemampuan untuk menyeleksi berbagai kemungkinan
dari keputusan yang akan diambilnya, baik itu bersifat baik atau jahat. Hal itu
didasarkan atas ilham yang diberikan Allah kepadanya dalam bentuk pengetahuan
(intuisi) yang memungkinkan dirinya menghadapi berbagai masalah yang
dihadapinya.
Dalam ayat di atas juga, Allah
SWT menjelaskan bahwa jiwa manusia telah disempurnakan-Nya. Dan kesempurnaan
yang dimaksud dalam ayat ini, adalah kebebasan mutlak yang dimiliki jiwa untuk
memilih apa yang dikehendakinya, di mana ia tidak dapat dipaksa untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya.
"Karena sesungguhnya jiwa itu
selalu menyuruh kepada kejahatan."
Al-Quran:Yusuf:53
Ayat di atas secara gamblang
menyebutkan bahwa jiwa mempunyai kebebasan untuk memilih, yaitu terbukti dengan
seruannya untuk melakukan kejahatan. Dan ini adalah sebagian dari sifat-sifat
dasar yang dimiliki oleh jiwa.
Jika kita paham
mengenai bagian bagian dari jiwa, maka kita juga bisa paham kenapa manusia
disebut mahluk yang sempurna, ya karena lngkapnya fungsi jiwa ini.
Jiwa yang dalam
terminologi bahasa arab disebut sebagai nafs, atau ROH memiliki bagian bagian
yang membuat fungsi mental manusia menjadi komplit, berbeda dengan mahluk lain
yang ada di alam semesta. Jiwa adalah kata benda, sedangkan kata sifatnya
adalah kesadaran jiwa
Karena
lengkapnya bagian jiwa tersebut, jika kesadaran kita tidak tepat, maka bagian
bagian dari jiwa tersebut akan susah untuk dikenali dan dimanfaatkan sesuai
fungsinya.
Pengaruh dari
gravitasi bumi tempat kita hidup ini menyebabkan beberapa fungsi ( Diri Palsu :
beberapa bagian jiwa ; Jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan) menjadi lebih
mudah aktif dibandingkan beberapa jiwa yang lain.
"Dan aku bersumpah dengan jiwa
yang amat menyesali (dirinya sendiri)."
Al-Quran:Al-Qiyamah:2
Kenapa jiwa bisa menyesali dirinya sendiri?
Karena itu dalam
Al Quran disebutkan bahwa JIWA lebih sering
mengarah kepada kejahatan. Inilah salah satu keniscayaan dari
kesempurnaan jiwa. Selain sempurnanya fungsi jiwa untuk memilih ( FREE WILL ) maka
JIWA juga bisa memilih jalan KEJAHATAN untuk demi tercapainya tujuan.
Bagian dari jiwa.
dimulai dari
bagian yang paling dekat dari Cahaya Tuhan ( point 1 ) sampai bagian yang
paling dekat dengan LOGIKA PIKIRAN ( point 7 )
- Jiwa Suci
- Jiwa Murni
- Jiwa Bijak
- Jiwa Tenang
- Jiwa Ego
- Jiwa Amarah
- Jiwa Keinginan
Bagian jiwa dari point 1 sampai 3 disebut sebagai DIRI SEJATI
Jika bisa
terhubung dengan diri sejati, maka akan mudah bagi kita untuk bisa hidup tenang
dan damai serta bahagia, mampu mengatasi bagian dari diri kta sendiri ( lapisan
lapisan jiwa ) yang juga sering disebut sebagai nafsu nafsu.
Bagian jiwa dari point 5 sampai 7 disebut sebagai DIRI PALSU
Kesadaran Jiwa (Diri)
Palsu merasa benar di wilayahnya,logika-pikiran sebagai alat pembenaran,yang
kalau kita evaluasi dengan tolok ukur kebenaran,ternyata hasil akhir
perbuatannya diselimuti pamrih dan kepalsuan.
Baca artikel : Perjalanan Spiritual Ke Dalam Diri Manusia
1. Jiwa Suci
Jiwa suci adalah
sebuah tempat pertemuan antar unsur manusiawi dan ilahiah, di dalam lapisan
jiwa suci terkandung titik di mana Langit dan Bumi bertemu, di mana kehidupan
manusia memenuhi kehidupan transenden. Fungsi pusat sakral ini adalah untuk
menyediakan sarana kontak dengan yang sakral sehingga kehidupan manusia tidak
didominasi oleh tuntutan dan keinginan pikiran Duniawi.
Jiwa suci adalah
realitas hidup yang sebenarnya. Realitas Ilahiah yang berisi kehendak Tuhan,
Seiring kita menyadari bahwa Kita Semua mahluk ciptaan, kesadaran ini (yang disebut
oleh orang-orang Yunani gnosis)
diperdalam. Kesadaran menjadi tahu. Kami tidak percaya, kami tahu, dan iman muncul sebagai
saudara untuk kebijaksanaan baru ini.
Iman kita didasarkan pada
pengalaman kita untuk mengetahui, bukan pada sistem kepercayaan. Menjadi
berpusat pada jiwa suci mengarah pada pemahaman dan pengalaman dari misteri
kehidupan.
Jiwa yang suci adalah '' Diri Sejati kita '', wujudnya persis
seperti kita,namun berupa cahaya putih terang benderang cemerlang,jiwa suci
inilah yang berinteraksi dengan RUH yang menyebabkan manusia bisa hidup. Subyek
Ruh terluar interaksi dengan jiwa suci atau Ani menjadi : RuhAni,kesadaran jiwa
suci masuk dalam wujud Ruh berupa Nurani inilah '' Jati Diri Kita ''.
2. Jiwa Murni
Nafs
al-Safiyah adalah
jiwa yang tulus murni. Pada tingkat kesadaran
jiwa murni ini seseorang dapat disifati sebagai Insan Kamil atau manusia
sempurna. Jiwanya pasrah pada Allah dan mendapat petunjukNya. Jiwanya sejalan
dengan kehendakNya. Perilakunya keluar dari nuraninya yang paling dalam dan
tenang.
Kita mengenali
unsur yang ke dua, yaitu, rohani (jiwa), substansi dari jiwa adalah
absolut memiliki keabadian mutlak, dalam realitas, hakikat jiwa berada di
dalam dimensi lain karena keberadaanya tak dapat di lihat dengan indra mata.
Namun kita bisa
sangat merasakan keberadaanya, pengenalan akan jiwa (rohani) adalah pengenalan
hal yang transenden (Tuhan), jiwa adalah pengerak di mana manusia dapat
menemukan kesadaran akan apa yang tidak dapat terlihat dan terlampaui oleh
fikiran manusia, dengan ini jiwa dapat menemukan hakikat Tuhan serta Ketuhanan
di dalam kehidupan manusia.
Sebelum materi tubuh menampakan diri di dalam realitas jiwa
terlebih dahulu di ciptakan, hal ini membuat status jiwa di balut dengan
kesucian dan kemurnian.
Karena jiwa tak tersentuh oleh segala konsep, bahasa,
maupun ideologi apapun, hal ini menandakan bahwa jiwa digerakkan hati nurani, dengan hati nurani manusia
memliki kesadaran, keterarahan terhadap hal-hal baik, dan bermakna.
3. Jiwa Bijak
Kebijaksanaan
adalah pemahaman yang mendalam mengenai orang, benda, peristiwa atau situasi,
memberdayakan kemampuan untuk memilih atau bertindak untuk secara konsisten
menghasilkan hasil optimal dengan minimal waktu dan energi.
Kebijaksanaan adalah kemampuan
untuk secara optimal (efektif dan efisien) menerapkan persepsi dan pengetahuan
sehingga menghasilkan hasil yang diinginkan.
Kebijaksanaan adalah pemahaman tentang apa yang
benar dibarengi dengan penilaian yang optimal untuk bertindak. meliputi:
kecerdasan, kearifan, atau wawasan.
Kebijaksanaan sering di ibaratkan kontrol satu
reaksi emosional (the "nafs") sehingga seseorang yang punya prinsip,
nalar dan pengetahuan berlaku untuk satu tindakan.
Kebijaksanaan
adalah puncak dan sumber segala ilmu.
Kesadaran jiwa bijak tidak terikat atau terbatas
pada apapun di dunia ini. Kebijaksaan yang sejati berasal dari Pribadi yang
lebih tinggi dari akal dan segala pengertian manusia.
Baca artikel :
Guru Sejati Muncul Melalui Datangnya Kesadaran
Bagaimana cara mendapatkannya? Tentu saja meminta ke
'Sang Pemilik Ilmu dan Pengertian'.
Jika kita bisa menerima bahwa
kita adalah makhluk spiritual yang hidup dalam tubuh fisik, maka ;spiritualitas
adalah tentang persatuan, kebenaran, tanggung jawab pribadi, pengampunan,
kehendak bebas, cinta dan kedamaian. Yang paling penting, spiritualitas adalah
tentang menciptakan realitas kita sendiri, mengalami realitas-realitas menjadi
kebijaksanaan yang hidup dalam hukum alam semesta sehingga kita dapat
berkembang secara rohani dan kembali ke Penciptaan Allah SWT.
Diri Bijak adalah posisi tengah ,
tahu kebenaran dari Diri Sejati dan juga tahu kepalsuan dari Diri
Palsu. Mengambil sikap untuk membuat keputusan agar Bermakna,inilah tugas utama
Diri Bijak. Diri Bijak masih rawan atas pengaruh tertarik medan energi magnitik
yang sangat kuat dari Diri Palsu,jadi lebih aman kalau anda berada pada posisi
Diri Sejati.
4. Jiwa Tenang
Nafs
al-mutma’innah atau
jiwa yang tenang. Jiwa ini telah mantap imannya dan tidak mendorong perilaku
buruk. Jiwa yang tenang yang telah menomor duakan nikmat materi.
Bila
suatu saat dalam kehidupan anda mengalami problema atau kegalauan atau situasi
yang tidak menentu dalam kondisi kritis menurut persepsi relatif anda, maka
langkah penyelamatan awal - segera lakukan tawakal kepada Tuhan ( untuk
menghindari pengaruh setan ), dan diam sejenak untuk tentramkan bathin,
kemudian rasakan energi dari Tuhan mengalir ke dalam diri - sering kali
informasi berupa instink atau ide solusi muncul, maka segera tangkap untuk
selanjutnya gunakan pikiran cerdas anda
untuk melangkah - berbuat mengatasinya.
Bagaimana mau memulai tawakal bila kesadaran jiwa tenang tak bisa didapat? Bagaimana mau merasakan kesadaran tenang bila belum masuk ke posisi jiwa tenang? Taukah anda dimana jiwa tenang berada?
Nafs (jiwa)
dalam jasad itu bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar, merindukan
kebebasannya di alam lepas, menyatu kembali dengan alam rohani, yaitu alam
asalnya. Setiap kali ia mengingat alam asalnya, ia pun menangis karena rindu
ingin kembali.”–Ibn Sina
Kesadaran jiwa tenang, adalah awal mula kita memasuki zona kehadiran
Tuhan yang disadari dengan benar. Menjadi tenang artinya tetap diam, baik
secara fisik maupun mental. Dalam keheningan fisik dan mental, dikatakan bahwa
energi tubuh dan pikiran mengendap, sama seperti kotoran mengendap di dalam air,
dengan turun ke dasar, dan yang Anda miliki hanyalah air dengan kotoran di
bagian paling bawah. Jadi, airnya jernih, dan juga ada rasa istirahat di tubuh
fisik dan pikiran juga terasa segar dan "jernih".
Namun diam ini
juga bukan berarti kita tak melakukan action apapun, karena sedianya kita tetap
melangkan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
5. Jiwa Ego.
Jika suatu
saat kita pernah mendapati diri kita sendiri berperilaku sedemikian rupa
sehingga membuat kita sendiri merasa ngeri, maka kemungkinan besar ego kitalah
yang mengendalikan kesadaran kita.
Ego bisa
menjadi rumit untuk dikelola - jika kita tidak hati-hati ia akan menyelinap di
belakang kita ketika kita tidak mengharapkannya, dan sebelum kita mengetahuinya
kita bertindak dengan cara yang kita tahu jauh di lubuk hati bukan untuk
keuntungan terbaik kita.
Apa itu ego?
Ada banyak
definisi ego yang berbeda, yang semuanya bisa menjadi sangat kompleks.
Pandangan pribadi saya tentang ego adalah bahwa bagian kitalah yang merasa
perlu menjadi istimewa. Itu adalah bagian dari kita yang mencari persetujuan -
dan menurut definisi itu adalah bagian dari kita yang merasa kurang dalam
beberapa hal. Inilah sebabnya saya tahu bahwa ego harus ditaklukkan.
Baca artikel
: Ilmu
Energi Spiritual – Hidup adalah Permainan Energi
Bagaimana cara
mengenali ego dan juga mengendalikannya dengan baik? Ego merupakan salah satu
bagian dari jiwa kita, sering juga disebut sebagai nafsu. Banyak orang yang
menyangka bahwa nafsu nafsu ini bisa dibuang dari diri kita, tetapi sebanrnya
tidak, nafsu tak dapat dibuang, jiwa tak dapat dihilangkan. Yang paling mungkin
untuk kita lakukan adalah menyadari dan mengenalinya, dan kemudian
dikendalikan. Sehingga pada akhirnya, kitalah yang akan mengendalikannya, bukan
jiwa ego yang mengendalikan diri kita.
Jadi
apa yang dapat kita lakukan untuk memerangi kesadaran jiwa ego? Sehingga
nantinya bisa ditaklukkan dan digunakan? Langkah pertama adalah kesadaran -
kita harus mulai menyadari kapan jiwa ego kita aktif dan meningkat sehingga
kita dapat menghentikan dan mengendalikannya sebelum terlambat!
6. Jiwa Amarah
Banyak
tradisi spiritual, menjelaskan, mengarahkan kita untuk mengubah kemarahan kita
menjadi kasih sayang, menyiratkan bahwa kemarahan bukanlah emosi
"spiritual". Gagasan ini mengacaukan amarah dengan agresi, emosi
dengan “apa yang sebenarnya dilakukan dengan amarah.” Kemarahan sebenarnya bisa
menjadi ungkapan kasih sayang, kesediaan untuk menegakkan batasan yang sakral,
atau membela seseorang yang tertindas. Belas kasih dan kemarahan dapat
benar-benar hidup berdampingan.
Kesadaran
jiwa amarah bukanlah suatu tindakan, meskipun salah satu karakteristiknya
adalah dorongan untuk melakukan sesuatu, dan melakukannya dengan cepat.
Kemarahan dapat membantu kita mengatasi rasa takut untuk mengambil tindakan.
Jadi bagaimana kita tahu tindakan apa yang harus diambil?
Pertama, kita harus memperlambat. Kita harus diam.
Ini sangat menantang. Rilekskan fisik dan masuklah ke dalam kondisi jiwa
tenang. Dalam pengalaman saya, ada dua jenis kemarahan: kemarahan yang benar
sangat tenang dan membumi, dan tahu persis apa yang harus dilakukan. Itu juga
sangat jarang. Jauh lebih umum adalah kemarahan cemas, yang gelisah dan
bingung, tidak sabar untuk bertindak. Ini biasanya karena amarah yang gelisah
bercampur dengan rasa takut atau sakit hati (atau keduanya), dan amarah itu
berusaha mencari jalan keluar untuk merasakan hal-hal lain itu. Duduk masih
membawa emosi-emosi lain itu ke permukaan.
Jadi
kita harus duduk diam. Kita harus mendengarkan pesan kemarahan, bahkan jika
yang diketahuinya adalah ada sesuatu yang salah. Kita harus memberinya
kesempatan untuk berbicara dengan kita, berdialog dengannya, bahkan mengajukan
beberapa pertanyaan. Batas apa yang telah dilewati? Kebutuhan apa yang dapat
kita tangani sekarang? Bisakah kita jujur tentang
kebutuhan itu dengan belas kasihan terhadap sudut pandang orang lain?
Spirituality is
not about finding ways to avoid or eradicate our feelings. Its work is deeply
emotional in nature, and it’s about getting close enough to ourselves that we
can see to the heart of what’s happening, be honest about it, and care for
ourselves and each other to the best of our ability.
Rejecting our emotions is
not the path.
Listening closely to the messages of the heart and honoring them,
even and especially when they are uncomfortable to sit with—that’s the practice.
That’s where we find the nectar of anger.
7. Jiwa keinginan
Keinginan adalah pangkal dan
salah satu sumber keresahan jiwa tapi juga aktualisasi dari kemanusiaan. Bila
diatur dengan baik dia bisa mengantar kita menuju Rahmatan lil alamin, tapi
bila tak diatur dia akan menjadi masalah.
Apa itu keinginan?
Keinginan dapat didefinisikan sebagai
emosi positif (motivasi) terhadap objek, orang, atau aktivitas
tertentu.
Keinginan bervariasi dalam kekuatan dan akibatnya dalam kemampuan mereka untuk
memotivasi perilaku. Apa kekuatan dari keinginan dan kemampuan untuk menahan
dorongan?
Ketika hasrat menjadi semakin kuat, kemungkinan diri sendiri harus
lebih besar hingga kekuatan pengendalian diri yang lebih besar untuk mengatasi
dorongan untuk bertindak. Namun, dalam ketiadaan keinginan tidak perlu kontrol
diri.
Keinginan adalah pangkal dan
salah satu penyebab keresahan jiwa, oleh karena itu inginkanlah hal-hal yang
akan mendekatkan kita kepada Allah. Inginkanlah sesuatu semata-mata niat karena
Allah dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan begitu, InsyaAllah hati
akan selalu kuat. Nothing to
lose, apapun dan bagaimanapun akhir dari keinginan tersebut….
Jiwa yang teraliri energi dari Cahaya Tuhan akan mempunyai kekuatan
dan kemampuan untuk bisa Tenang, sehingga dalam kondisi Kesadaran jiwa tenang kita akan bisa mempunyai
kesadaran untuk membedakan mana yang tepat untuk dilakukan dan tidak, jiwa yang
tenang juga pasti akan bisa memilah-milah mana keinginan jiwa yang harus
dipenuhi dan mana keinginan jiwa yang harus di tolak.
Kesadaran akan
selalu bertindak selektif dalam memilihkan makanan untuk jiwa dan raganya. Baik
mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga antara jiwa dan raga nantinya
akan bisa berjalan secara selaras sesuai dengan tuntunan-tuntunan yang
bersumber dari Tuhan
Jika anda ingin tersambung
sehingga bisa secara interaksi mengenali sekaligus memanfaatkan lapisan lapisan
jiwa ini, atau bahkan masuk lebih dalam lagi sehingga melampaui kesadaran jiwa dan masuk ke Kesadaran
Cahaya Tuhan, maka anda bisa mengikuti workshop privat ilmu energi spiritual
yang diadakan di Jogjakarta dengan format workshop privat.
Mari
silahkan mendaftar, jika anda ingin menemukan tujuan hidup yang sejati dan
membuat hidup lebih bermakna serta bermanfaat sehingga nasib bisa
diarahkan ke hal hal yang baik dan benar, silahkan mendaftar program
pengembangan diri dan terapi jarak jauh ini. Jika anda mengikuti program solusi
super sukses maka anda akan mendapatkan sebuah rahasia yang menjadi rahasia
hidup yang tenang dan damai serta bahagia. Bukan hanya teori dan filsafat atau
nasehat saja, Tapi langsung praktek, saya akan bertindak sebagai fasilitator
anda dalam membersihkan energi negatif dalam diri anda sehingga kesialan bisa
dihilangkan, menjadi coach anda dalam membuat diri anda lebih baik dari waktu
ke waktu dan membuat rencana hidup yang akan akan membuat jalan hidup semakin
jelas, menjadi teman curhat anda sehari hari dalam membahas setiap kejadian
yang muncul, menjadi sahabat anda disetiap waktu, bahkan jika perlu saya akan
memberikan banyak humor atau candaan yang akan mencairkan suasana.
Saya
akan menjadi fasilitator spiritual bagi anda. Jika anda tertarik untuk
mengikuti program pengembangan diri berbasis energi kesadaran dengan metode
pembelajaran jarak jauh ini maka anda bisa membuka link berikut ini :
Anda
bisa hubungi saya setiap saat untuk mendaftar :
Coach
Erlangga
Hp
: 0812.9797.3166
W.a
: 0896.3987.8115
Artikel lain yang terkait :
- Mengalami Kesadaran Jiwa
- Hidup Ini Ajaib, Mari Kita Syukuri
- Ada Niat, Pasti Ada Jalan
- Mengingat Asal Sang Jiwa
- Sifat Jiwa
Gokil, dapat darimana pengetahuan yang seperti ini mas guru? bawa saya masuk kesana
BalasHapusNemu di jiwa tenang mas, ha ha ha.
HapusAyo lah kita piknik ke dalam diri