Kecerdasan spiritual adalah sebuah kondisi dimana manusia bisa memanfaatkan potensi sejati yang ada di dalam dirinya, potensi sejati ini adalah ruhaninya, dimana ruhani adalah Percikan Cahaya Tuhan di dalam diri, sumber energi yang tidak terbatas yang langsung diberikan Tuhan kepada manusia sebagai modal kehidupan.
Bila dalam kecerdasan logika otak manusia mendapat input
informasi dari kelima panca indera yang diolah di dalam pikiran, maka pada kecerdasan
dengan dasar spiritual pikiran manusia mendapatkan input informasi langsung
dari ruhani / percikan cahaya Tuhan di dalam diri.
MANUSIA SEJATI, DAPAT
MENGALAHKAN SETAN.
Manusia sejati adalah manusia
yang telah mengenal Jati Diri nya, yang kesadaran nya telah melampaui jiwa yang
melekat pada Diri Palsu - jiwa tenang - jiwa bijak dan jiwa suci.
Dalam hal ini manusia tersebut
sudah mempunyai kecerdasan spiritual
sangat jauh dibanding manusia lainnya, karena kecerdasan dengan dasar spiritual
nya sudah menyatu dengan sang pencipta.
Kecerdasan yang menyatu dengan alam semesta, universal, tanpa batasan.
Jiwa yang Suci atau Ani : bisa
terhubung dengan RUH, sehingga populer disebut Ruh Ani atau NurAni inilah Jati
Diri manusia,yaitu Pribadi/jiwa yang telah mengenal Ruh - Nur - Cahaya dari
Tuhan. Manusia sejati adalah manusia yang telah aktif Nurani.nya, mencerahi
jiwa dan raga. Dengan daya atau energi nurani ini Syetan dapat dikalahkan.
Gabungan kondisi kesucian dan
keyakinan,menghantar kuat seseorang dalam berproses menjadi manusia Sejati,yang
bisa memahami kehendak Tuhan,dan mudah menangkap petunjuk kebenaran Tuhan,baik
melalui firman - firman Tuhan dalam kitab suci maupun kitab Alam Semesta yang
terhampar luas multi dimensi - universal atau kitab dalam diri manusia.
Populasi manusia sejati di muka
Bumi ini tidak lebih dari 2 % dari seluruh jumlah umat manusia,dan berfungsi
sebagai penegak Kebenaran Tuhan selama ini,sebagai sumber pencerahan bagi
manusia awam/Diri Palsu, dan secara turun temurun gigih melawan kekuasaan
kerajaan kegelapan.
Baca juga artikel yang berkaitan
:
Dalam Ranah Ilmu Spiritual,
Manusia sejati adalah sebuah pencapaian yang dicapai melalui jalan yang
panjang. Manusia yang belajar spiritual harus melalui banyak tingkatan, yang
memakan waktu sangat panjang, untuk mencapai tingkatan Manusia Sejati ini.
Tetapi bila mendapatkan metode yang efektif dan efisien maka akan sangat
memudahkan proses belajar spiritual dan ilmu spiritual yang didapat adalah ilmu
dan pengetahuan yang berdasarkan praktek sendiri, pengalaman sendiri, bebas
dari dogma dan tradisi yang telah mengakar kuat.
Tradisi yang mengakar kuat di masyarakat kita adalah hanya memfokuskan
pada peningkatan kemampuan di bidang kecerdasan logika, sehingga da banyak
masalah yang terjadi, misalnya saja, kita tidak mendahulukan atau menomor
satukan Tuhan dalam keseharian. Ini mungkin terjadi karena menganggap Tuhan itu
jauh, Tuhan itu ada disana, bukan disini di dalam diri. Sehingga.....
MANUSIA LEBIH TAKUT
HANTU, DARI PADA TUHAN.
Terutama di wilayah Nusantara,
bloking pola pikir negatif sangat kuat akibat faktor lingkungan dan sudah
membudaya tertanam dari sejak kecil hingga dewasa terpola secara imajiner bahwa
HANTU adalah sesuatu yang sangat menakutkan, munculnya diwaktu
malam/gelap/sepi. Sehingga suasana gelap sendiri juga menimbulkan efek kejiwaan
yang menakutkan, atau kenyamanan jiwa lebih enak siang/terang - dibanding
malam/gelap.
Pemahaman yang hanya pada tataran
kulit saja menimbulkan persepsi yang sangat jauh dibandingkan realita dan arti
yang hakiki dari esensi masalah. Cobalah pahami dari sudut pandang spiritual.
Cobalah gunakan kecerdasan spiritual untuk menghadapi hal ini.
Para pendahulu gagal membuat aura
pemahaman bahwa yang sepatunya ditakuti adalah Tuhan, bukan Hantu! Pekerjaan
untuk mengubah - mengurai blocking persepsi ini tidaklah mudah, diperlukan
kepedulian pionir untuk mengorganisir dengan konsep positif, kemudian disosialisasikan secara gerakan
masal - kontinyu sampai membudaya, dan terjadi titik balik kesadaran pemahaman
bahwa Hantu itu tidak layak untuk ditakuti, dia hanyalah mahluk ciptaan Tuhan
di dimensi lain.
Pemahaman spiritual yang didapat
tidak menggunakan kecerdasan berbasis spiritual dan tidak berdasarkan pengalaman
seorang individu akan menimbulkan sebuah persepsi yang sangat berbeda , persepsi yang didapatkan dari pemahaman dari membaca buku,
atau bahkan filsafat dan ada lagi, hanya didapat dari cerita seseorang saja, akan menimbulkan kerancuan, Spiritual itu adalah sebuah persepsi yang didapat dari pemahaman berbasis
pengalaman.
Baca juga artikel yang berkaitan
:
Mari kita mulai saat ini iktiar
bersama, diawali dari yang dewasa, kemudian kita pahamkan kepada anak - cucu, bahwa
Hantu itu mahluk biasa sesuai dengan kodratnya - dan bukan sesuatu hal yang
perlu ditakuti, penanaman prinsip : tidak boleh takut kepada sesama mahluk
ciptaan - apapun namanya, dan takutlah hanya kepada Sang Maha Pencipta Mahluk
yaitu Tuhan.
Disinilah pentingnya kecerdasan dengan dasar spiritual untuk
membendung pengaruh setan, bila kita bisa berusaha menjadi manusia sejati yang
tercerahkan oleh pengaruh Percikan Cahaya Tuhan, maka banyak masalah dasar yang
bisa kita selesaikan. Masalah masalah yang sering dianggap kecil oleh masyarakat,
karena dianggap kecil maka disanalah masuknya setan, setan memanfaatkan celah
yang ada di dalam diri kita, itulah diri palsu ( jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa
keinginan ).
Dari sinilah muncul masalah yang tadi saya coba uraikan,
bahwa ternyata banyak yang lebih beranggapan bahwa setan atau hantu itu lebih
dekat daripada Tuhan, sehingga banyak juga yang lebih takut kepada Hantu
daripada Tuhan. Kata “takut” ini juga lebih sering digunakan, karena Tuhan
bukan dirindukan tapi ditakuti.....
Bila saja kecerdasan spiritual sudah didapat
sejak kita kecil, sejak awal keberadaan kita di dunia kita sudah lebih
dipahamkan mengenai dunia spiritual ( dunia mengenai interaksi langsung dengan cahaya Tuhan – Percikan Cahaya
Tuhan di dalam diri kita sendiri ), kita sudah lebih didorong untuk mendapatkan
pengalaman langsung berinteraksi dengan Tuhan dibanding dengan yang lain, maka kita mestinya bisa
lebih merasakan rasa rindu, rasa cinta, rasa sayang kepada Tuhan, dan kita juga
lebih bisa mendapatkan pemahaman dari pengalaman berinteraksi langsung dengan
yang Maha Segalanya, maka....kita akan lebih bisa mengatasi gangguan setan.
0 comments:
Posting Komentar