BannerFans.com

Ketenangan Jiwa Buat Pikiran Pasrah Pada Kehidupan.

Ketenangan jiwa adalah sebuah kondisi yang membuat kita bisa merasakan kesadaran yang menjadi pengatur dari dua kutub, kutub Diri Sejati, dimana disana ada jiwa suci, jiwa murni, jiwa bijak dan kutub Diri Palsu dimana disana berdia jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan.

Ketenangan jiwa adalah kunci kepasrahan, dimana kepasrahan awal mula kita bisa selaras dan harmonis dengan hukum Semesta Raya, dengan alur kehidupan yang pada akhirnya membawa kita pada Sang Maha Hidup - Tuhan Yang Maha Esa. 

Telah sering disebutkan, bahwa Kita harus mempercayai kehidupan. Kita harus menerima apa yang datang dengan cara Kita, dan Kita harus menyerah pada kehidupan ketika tampaknya tidak ada yang mungkin bisa Kita lakukan dalam hidup. Jika sudah mentok biasanya,.....Kita baru pasrah, tapi kenapa tidak di awal kita menyerah dan pasrah? Karena ketenangan jiwa seringkali gagal muncul dan mengambil peran pengendali dalam manajemen kesadaran di dalam diri Kita ini. Kualitas kepasrahan sebagian besar ditentukan oleh level kesadaran yang Kita miliki. 

Dengan hidup, Kita hanya bisa berserah diri dan menerima jalannya kehidupan, jika Kita tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan, atau Kita telah memberikan segalanya untuk hidup, itulah yang bisa diberikan keadaran jiwa tenang, itulah ketenangan jiwa yang membuat level kepasrahan meningkat. Tapi, berbeda dengan kesadaran logika,  jika Kita memiliki sesuatu yang tersisa di dalam logika - pikiran, Kita tidak dapat pasrah sepenuhnya pada kehidupan, atau dengan totalistas menerima kehidupan, walaupun hanya tersisa satu pikiran, atau gagasan atau keinginan, itu akan terus menghantui Kita, sampai akhir.

Kita harus benar-benar bisa belajar mengosongkan diri Kita sendiri, baik dengan upaya atau pemahaman, tetapi kecuali Kita mengosongkan diri Kita dari dalam, dengan upaya Kita, Kita tidak dapat menyerah atau menerima hidup.

Mengosongkan diri tanpa kesadaran jiwa tenang? mungkin akan sulit dicapai.

Mengosongkan pikiran tanpa ketenangan jiwa? hampir mustahil dilakukan.

Mengosongkan jiwa tanpa kehadiran jiwa tenang? hmmm,.....sebuah kondisi yang tak mudah.

Pikiran selalu membawa ide yang unik. Pikiran selalu percaya bahwa dia bisa mencapai segalanya dalam hidup, atau dia sama sekali tidak berguna dalam hidup.

Dengan pikiran, Kita tidak bisa berada di tengah. ( ditengah  - diantara kesadaran diri sejati dan kesadaran diri palsu ) Entah Kita berada di titik ekstrim atau Kita tidak sedang bergerak maju, tetapi dengan pikiran, Kita tidak akan pernah bisa mencapai tahap keseimbangan. Keseimbangan hanya mungkin ketika Kita bangkit di atas keadaan pikiran, yang dimungkinkan dengan kepasrahan dan penerimaan. Kesadaran jiwa tenang adalah kebangkitan diri diatas pikiran, dalam ketenangan jiwa kita mulai mampu untuk menyadari lapisan-lapisan kesadaran, dimulai dari kesadaran jiwa sampai pada kesadaran logika (pikiran)

Pikiran mengembangkan identitas individu dari waktu ke waktu, dan identitas individu ini suka mencapai segalanya sendiri. Tidak peduli apa, identitas individu ini, tidak dapat melihat orang lain lebih tinggi dari dirinya, bahkan Tuhan. Ini adalah kehadiran dari kesadaran Diri Palsu.

Ini adalah kebenaran hidup, dan tidak dapat dipahami kecuali Kita menghidupkannya dalam pengalaman Kita. Kita tidak dapat memahami sesuatu kecuali jika itu menjadi bagian dari pengalaman Kita, dan pengalaman hanya dapat terjadi jika Kita siap untuk bereksperimen dengan kehidupan.

Saat ini, kepasrahan atau penerimaan dengan kehidupan tidak mungkin dilakukan. Tindakan kepasrahan dan penerimaan bukanlah sesuatu yang Kita lakukan, tetapi itu terjadi secara otomatis, alamiah. Tidak ada usaha berlebih yang dibutuhkan. Tidak diperlukan pemahaman level dewa. Saat Kita merasa sudah selesai dengan diri sendiri, Kita menyerah - pasrah - memberikan segalanya tanpa terkecuali.

Baca juga artikel yang berkaitan : 

Ketenangan Jiwa Adalah Awal Dari Hidup

Sekarang Kita tahu, tidak ada yang tidak mungkin. Kita melakukannya, apa yang mungkin dilakukan. Kita telah mencoba semua jalur alternatif. Sekarang, dengan usaha Kita, Kita tidak bisa maju. Kita telah menggunakan, semua trik Kita dan semua kecerdasan Kita. Sekarang, satu-satunya cara yang tersisa, adalah cara kepasrahan, cara penyerahan dan cara penerimaan. Ingatlah ketika Kita menyerah, penerimaan terjadi dengan sendirinya. Ini berjalan seiring meningkatnya level kesadaran - ketenangan jiwa.

JIKA KITA MENERIMA, PENYERAHAN TERJADI SENDIRI - SECARA ALAMIAH. JIKA KITA MENYERAH, PENERIMAAN TERJADI SENDIRI - SESUAI KODRAT DAN HUKUM SEMESTA RAYA. SATU HAL YANG PERLU DIPAHAMI ADALAH SEMUA TERJADI SESUAI DENGAN KEHENDAK TUHAN - SELARAS DENGAN RENCANANYA YANG MELIPUTI SEGALA HAL. 


YANG HARUS KITA LAKUKAN ADALAH BERUSAHA MENDAPATKAN KETENANGAN JIWA SEHINGGA BISA SELARAS DAN HARMONIS DENGAN KEHENDAK TUHAN. DAN AKHIRNYA DALAM KONDISI JIWA TENANG - SEMUA YANG KITA LAKUKAN ADALAH MENCIPTAKAN NIAT, DAN TINDAKAN AKAN TERJADI SENDIRI.

Jika Kita mencoba melakukannya, sendiri, maka itu tidak akan bertahan lama, dan Kita kembali ke kebiasaan lama Kita. Penyerahan dan penerimaan terhadap kehidupan terjadi, ketika Kita selesai dengan identitas pribadi Kita ( kesadaran jiwa ego - kesadaran jiwa amarah - kesadaran jiwa keinginan) dan ketika Kita selesai, dengan upaya, dan kecerdasan Kita. Sekarang tidak ada yang mungkin dari akhir Kita. Pada saat-saat itu Kita pasrah dan menerima apa yang ada, pada saat ini.

Inilah saatnya, ketika jiwa tenang aktif maka pemahaman mulai didapat. Kita tidak dapat melakukan apa pun untuk menjadi lebih bijaksana. Hikmat bukanlah sesuatu yang bisa dipinjam, tapi itu terjadi secara alamiah. Itu terjadi dengan sendirinya. Hidup adalah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya.

Tapi syaratnya, Kita harus memberikan segalanya untuk hidup. Saya tidak akan meminta Kita untuk menjatuhkan kecerdasan Kita dan menerima hidup apa adanya karena saya tahu, itu tidak akan terjadi. Itu tidak bisa terjadi dengan siapa pun. Ini hanya bertentangan dengan proses alami kehidupan.

Tidaklah mungkin bagi pikiran untuk menahan sejenak, kecuali lelah, dengan dirinya sendiri. Pikiran harus merasakan, bahwa dia tidak dapat melangkah lebih jauh. Kita tidak perlu tahu tentang Tuhan atau kehidupan, tetapi lebih dan lebih lagi, Kita mulai memberi hidup dan mengosongkan diri Kita sendiri, tahap demi tahap datang, dalam ketenangan jiwa - di mana kehidupan mulai berbicara kepada Kita, dengan cara yang aneh ( bagi logika ).

Alasannya, saya menyebutnya aneh, karena pikiran tidak pernah bisa mengidentikkan dirinya dengan cara hidup. Pikiran membutuhkan segalanya pada tempatnya, dan ketika hidup berbicara kepada Kita, itu hanya memberi Kita pengalaman langsung dari pelakunya, dari tangan pertama. Sekarang, ketika Kita mengalami sesuatu untuk pertama kalinya, bagaimana itu bisa teratur.

Dengan kehidupan, pikiran selalu bingung. Ia tidak tahu, apa yang harus dilakukan dengan hidup. Ia hanya tahu, bagaimana menghitung sesuatu dan hanya memahami aspek kehidupan, yang masuk ke dalam logika dan penalarannya. Di luar itu pikiran kehilangan kapasitasnya untuk memahami kehidupan.

HIDUP ADALAH TENTANG PENGALAMAN. Kita HANYA TUMBUH DAN BERKEMBANG, DENGAN BEREKSPERIMEN DAN MENJELAJAHI HIDUP DAN MENDAPATKAN PENGALAMAN DARI ITU. SEMUA PERKEMBANGAN DALAM HIDUP TERJADI KARENA PENGALAMAN. PENGALAMAN YANG MENCIPTAKAN JALUR BARU DALAM HIDUP. INGATLAH KUNCINYA : KETENANGAN JIWA

Pilih apa pun dari hidup Kita. Itu muncul dari pengalaman Kita. Kehidupan sehari-hari Kita bergantung pada pengalaman Kita. Sekarang, jika Kita memiliki eksposure yang terbatas pada kehidupan, pengalaman Kita juga tetap terbatas, dan itu mencerminkan kehidupan sehari-hari Kita.

Ketika Kita menciptakan atau berinovasi dengan kehidupan, Kita keluar dari pikiran Kita, dan proses realisasi diri terjadi, ketika Kita tergelincir ke belakang, di luar pikiran Kita. Ketika Kita memahami proses backhand ( proses yang terjadis ecara lamiah - otomatis - tanpa perlu dikendalikan - terjadi di belakang tangan ) , di belakang pikiran, itulah proses spiritualitas atau proses evolusi.

Baca juga artikel terkait : 

Ketenangan Jiwa UntukProduktifitas Yang Lebih Baik

Jika impian dan keinginan hidup Kita mendorong Kita keluar, maka Kita dapat mengikuti prosedur bereksperimen, mengeksplorasi, mengalami dan kemudian mengembangkannya, di sepanjang hidup Kita, dan jika Kita mencari kebenaran yang lebih tinggi, Kita harus melaluinya. proses yang sama dari bereksperimen, mengeksplorasi, mengalami dan kemudian mengembangkan pengalaman untuk mengetahui kebenaran hidup yang lebih tinggi.

Bila jiwa tenang hadir, maka pikiran sangat bagus untuk kegiatan ekspansi - berkembang. Bagian imajinatif dari pikiran memungkinkan Kita untuk berkembang dengan kehidupan dibantu dengan bagian logika, dapat membantu Kita, untuk menempatkan proses ekspansi Kita secara berurutan, membuat hal yang tak teratur menjadi teratur, karena logika bekerja secara teknis, berurutan, dari titik a ke titik b, titik c, titik d.....begitu terus...

Kehidupan sehari-hari Kita adalah tentang pengalaman yang Kita dapatkan dari masa lalu. Jika kesadaran Kita rendah, Kita tidak mencari pengalaman baru, karena pengalaman yang baru meminta Kita untuk bereksperimen dan menjelajah dengan kehidupan, tetapi Kita lebih suka hanya mengulangi apa yang sudah Kita alami di masa lalu.

Dengan ketenangan jiwa proses untuk mendapatkan pengalaman yang baru bisa lebih mudah didapatkan, tapi tanpa ketenangan, apabila kesadaran diri palsu mengambil alih, maka kita sukanya berpuitar putar, disitu dan kesitu lagi, begitu terus, pengulangan terjadi, begitu jga dengan putaran roda kehidupan. 

Ini memisahkan Kita dari proses evolusi sadar, di mana, secara sadar membuat pilihan dan keputusan dengan kehidupan, Kita tumbuh dan berkembang dengan kehidupan. Semakin pikiran, hati dan tubuh tumbuh dan berkembang, semakin dekat dengan proses alami kehidupan.

Jadi, apakah Kita sedang mengalami hidup saat ini, atau Kita sedang mengembangkan hidup, yang telah Kita alami di masa lalu. Tanpa kesadaran yang tepat, Sulit untuk menjauh dari proses yang terjadi pada pikiran, karena ini adalah bagian dari sistem kita, tetapi yang pasti, jika kita memilih untuk mengetahui, apa yang ada di dalam pikiran kita, pikiran yang sama dapat membantu kita, dalam memahami proses kehidupan, jika jiwa tenang aktif dan mengendalikan pikiran dengan energinya.

Baca juga artikel terkait :

Ketenangan Jiwa, Kunci Datangnya Pemahaman

Kehidupan menjadi siklus berulang ketika Kita tidak bereksperimen atau menjelajah dengan kehidupan sehari-hari Kita dan terus mengulangi pengalaman hidup lama yang sama. Orang menunggu kehidupan untuk membawa perubahan kepada mereka.

Hidup terjadi di dalam diri Kita, dan hidup tahu itu, hanya Kita yang tidak menyadarinya. Jadi, hidup tidak akan melakukan apa pun untuk Kita, kecuali jika Kita memutuskan sendiri untuk menghadirkan kehidupan dari dalam.

Apa itu hidup?

Hidup adalah energi dalam berbagai bentuk. Jika Kita tidak memiliki energi pada saat ini, Kita harus mencari cara, yang memungkinkan Kita untuk mengisi Kita dengan semua energi yang diperlukan. Itu juga tergantung pada Kita, apa yang Kita lakukan dengan energi harian, yang Kita terima dari kehidupan.

Ya, hidup setiap hari mengisi Kita, dengan energi kehidupan dan itu semua tergantung pada Kita, apa yang Kita lakukan dengannya. Jika ketenangan jiwa tak hadir, maka Kita akan menyia-nyiakan energi yang tersedia - bahkan energi yang datang menghampiri, mengulangi siklus hidup yang sama atau Kita dapat memanfaatkan energi untuk bereksperimen atau mengeksplorasi kehidupan sehingga Kita memiliki sesuatu yang segar untuk dikembangkan dengan hidup Kita.

HIDUP KITA ADALAH PERLUASAN PENGALAMAN KITA DI MASA LALU.

Bagaimana Kita memperluas pengalaman Kita?

Katakanlah, Kita pernah mengunjungi satu tempat, di masa lalu, yang paling Kita sukai dan nikmati, atau Kita pernah bertemu seseorang, dalam hidup Kita, yang membuat Kita tertawa dan menjadi media, untuk mengeluarkan cinta dari Kita, lalu Kita pikiran akan, lagi dan lagi, mengingat kembali pengalaman-pengalaman dari masa lalu dan meminta Kita untuk kembali ke pengalaman yang sama.

Sekarang, ketika pikiran Kita meminta Kita untuk kembali ke pengalaman yang sama, Kita akan mengunjungi tempat yang sama dan Kita ingin bertemu dengan orang yang membuat Kita merasa baik. Semakin banyak Kita bertemu, semakin banyak pengalaman Kita akan berkembang dan Kita akan semakin tertarik dengan pengalaman itu.

Tapi, berapa lama Kita bisa tetap tertarik pada pengalaman yang sama, dan saatnya tiba ketika pengalaman yang sama menjadi proses berulang kecuali Kita tahu, bagaimana mencari pengalaman baru atau membawa hubungan Kita ke tingkat selanjutnya.

Banyak yang mengira kekayaan keluar dari perhitungan, tetapi mereka tidak tepat. Kita menciptakan kekayaan dari kondisi ketenangan jiwa yang digunakan untuk mendapatkan pengalaman, dan dari bereksperimen dengan keputusan profesional, dan menjelajahi berbagai peluang dalam hidup.

Baca artikel terkait : 

Ketenangan Jiwa Kejernihan Mental Pikiran Positif

Ingat aturan yang sama berlaku untuk semuanya. Kita bereksperimen atau menjelajah. Kita mendapatkan pengalaman darinya. Ingat itu bisa berjalan baik saat Kita bereksperimen, tetapi belajar selalu memungkinkan saat ini. Jika percobaan berhasil, Kita melanjutkan lebih jauh, jika percobaan tidak berhasil, Kita belajar dan mencoba menjadi lebih baik lain kali.

Apa berikutnya? Kita memperluas pengalaman Kita, dengan kehidupan. Kehidupan pribadi atau profesional Kita tidak lebih dari pengalaman dari masa lalu. Jika Kita berhenti menjelajahi atau bereksperimen dengan kehidupan, Kita cukup menghentikan proses pertumbuhan.

KETENANGAN JIWA, MAKA AKAN SULIT MENGONTROL PIKRIAN, PERASAAN, EMOSI, MIMPI, ATAU KEINGINAN TERJADI DI DALAM KITA, MAKA KITA TIDAK DAPAT SANTAI DENGAN KEHIDUPAN. RELAKSASI TERJADI KETIKA KITA MEMBEBASKAN DUNIA KITA, DAN MENGIZINKAN HIDUP TERJADI SENDIRI.

Cara Bersantai

Kita bisa rileks setelah selesai memberi. Masing-masing dapat memutuskan sendiri, apa yang baik untuknya. Kebijaksanaan hidup tidak pernah bisa terjadi, dengan menyabotase atau melawan dengan kehidupan. Itu hanya bisa terjadi, ketika Kita siap memberikan semua yang Kita miliki, sampai pada titik di mana tidak ada yang tersisa di dalam diri Kita, untuk diberikan.

Apakah ini mudah? apakah tidak ada perlawanan dari jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan?

Jangan mencoba membodohi diri sendiri, dengan hanya duduk dan berpikir, Kita mengosongkan pikiran, itu tidak akan pernah terjadi. Apa pun yang masuk ke dalam diri Kita, harus keluar, dalam satu atau lain bentuk. Dengan kehidupan, segala sesuatu berasal dari dalam, tetapi untuk itu, Kita harus terus membersihkan timbunan-timbunan energi negatif yang menempel di setiap lapisan jiwa, menempel layaknya kaca berdebu. 

Dengan kehidupan, segala sesuatu berasal dari dalam, tetapi untuk itu, Kita harus membersihkan dan membersihkan debu dari dalam. Caranya : kembali lagi pada ketenangan jiwa, dalam jiwa yang tenang kita bisa memanfaatkan energi spiritual murni yang tersedia. Bagaimana Kita bisa menerima kehidupan saat ini, ketika Kita sudah memiliki banyak hal yang terjadi di dalam. Jika saya menyuruh Kita duduk sejenak, pikiran, atau perasaan Kita akan membuat Kita berdiri dan lari.

Bahkan orang yang sepertinya, duduk dalam keheningan, tetapi sesuatu atau yang lain selalu masuk ke dalam dirinya. Tempatkan dia di ruangan tertutup, dan minta dia untuk mengamati pikirannya, dan Kita akan mendengar teriakan, jeritan dan teriakannya keluar dari ruangan tersebut.

Jangan menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dalam hidup. Berikan apa pun yang Kita miliki dan coba semua cara yang mungkin, yang menurut Kita, bisa berhasil, dengan pemahaman Kita. Jangan tinggalkan apa pun dari sisi Kita. Ketika Kita mulai memanfaatkan diri Kita sepenuhnya dengan tubuh, pikiran, dan hati Kita, perlahan-lahan Kita akan mengalami perkembangan kehidupan, dari dalam.

Hidup akan merespons, dalam jumlah yang sama dengan pemberian Kita. Hidup tidak terjadi, dengan ledakan, tetapi segala sesuatu harus melalui prosesnya sebelum mencapai puncaknya. Percayai prosesnya, dan lakukan apa pun yang mungkin dari akhir Kita. Ketika ketenangan jiwa hadir dalam diri, maka Kita mulai bisa selesaikan diri kita, mulai menyelesaikan proses kehidupan yang bergerak melalui diri kita. 

Share on Google Plus

About Erlangga Asvi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar