Perasaan positif dan negatif ada dalam diri kita, itu pasti. Dan saya pastikan lagi ya.., bahwa saya dan anda semua sudah pernah dan sampai sekarang masih merasakan perasaan perasaan ini di dalam diri kita sendiri.
Kita bukan robot kan?
Bukan hanya merasakan, tapi juga perasaan positif dan
negatif adalah faktor yang hampir faktor terbesar yang mengarahkan hidup
kita akan kemana. Bagi dunia modern, perasaan ini dipicu oleh informasi
informasi yang dikumpulkan oleh panca indera dan dipasok ke bagian otak untuk
kemudian diproses dan disimpulkan, kesimpulan inilah yang akan direspond oleh
perasaan
Perasaan positif dan negatif akan selalu hadir dalam hidup
kita, kemaren, sekarang, besok…dan selamanya. Ini adalah sebuah sistem yang ada
dalam diri kita.
Perasaan, atau emosi/emotion adalah energi yang bergerak,
awalnya energi ini adalah netral, tapi kemudian sadar atau tidak, energi akan
mengarah ke salah satu kutub, positif dan negatif, begitu juga dengan energi
cinta.
Ini adalah artikel ke 10 dari serial artikel yang bisa
menjadi tambahan referensi peserta program 30 Hari Mencari Cinta ( yang terlupa
), sebelum membaca artikel ini saya sarankan Anda membaca artikel sebelumnya :
Percayakah anda bahwa perasaan ini, baik yang positif atau
yang negatif merupakan sebuah sistem pemandu dalam diri kita? Mereka yang
terbiasa meditasi-kontemplasi-tafakur , maka akan mulai terbiasa juga untuk mengamati
dan menyadari, serta kemudian sadar bahwa perasaan akan membawa informasi yang
sangat berharga untuk dirinya, informasi yang mengingatkan akan sebuah hal yang
harus dikerjakan, sebuah hal yang terlupa, sebuah hal yang merupakan kesimpulan
yang dibuat oleh logika, berdasarkan input informasi dari panca indera.
Semua adalah energi. Masalah yang kita hadapi juga energi.
Reaksi kita dalam satu jenis kesadaran yang membuat energi itu bergerak; Energi
in Motion; Emotion. kitapun meluapkan emosi dalam menghadapi masalah.
Relaks..Tenang..Damai, amati saja semuanya dalam kesadaran
jiwa tenang
Dengan kesadaran apa kita menghadapi masalah?
Dengan kesadaran apa kita menggerakkan energi?
Feeling / Rasa adalah alat untuk mengendalikan Energi itu. Kita
bisa memusuhinya atau memanfaatkannya sebagai sarana meraih sesuatu, apakah itu
digunakan untuk wujudkan rencana? Apakah itu digunakan untuk memperbaiki
kesehatan? Atau apa lagi? Untuk apa? Mau digerakkan kemana?
Kompor menghasilkan api. Api adalah energi yang panas yang banyak
orang merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Tetapi api itu bisa menjadi sara
kita untuk memasak. Coba letakkan wajan di atasnya, maka kita bisa memasak
masakan kesukaan kita sendiri.
Jika kita membutuhkan kompor menyalakan api selama 10 menit
untuk membuat masakan lezat kegemaran kita, bagaimana bila 30 menit? Akan ada
berapa masakan lezat yang dapat kita produksi?
Masalah yang kita hadapi mirip dengan api. Energi dari
masalah bisa kita jadikan sekutumu.
Lakukan relaksasi energi, masuk ke dalam kesadaran jiwa
tenang, aktifkan energi cinta,…arahkan ke dalam diri kita sendiri, secara
spesifik arahkan ke bagian dada dan tengkuk. Ini akan membuat kita lebih bisa
melunakkan sistem energi kita sendiri
Kesadaran jiwa tenang dapat mengendalikan perasaan positif
dan negatif, kesadaran jiwa tenang akan bisa menyadari dan mengendalikan arah
alirannya untuk membantu kita menjadi seorang yang lebih baik. Semakin banyak
masalah yang kita hadapi, semakin banyak pula hasil positif yang dapat kita
hasilkan.
Tapi jangan malah mencari masalah ya? Ha ha….
Baca juga artikle yang berkaitan
Sekarang, masih mengeluh? Masih… saya pun begitu, mengeluh
ini adalah sebuah sistem program yang tanpa sadar tertanam dalam bawah sadar
kita sendiri, akibat pergaulan sosial, akibat arus berita mainstream yang kita
dapatkan ( media televis, media internet, dll )
Jika logika kita menyimpulkan sesuatu yang tak sesuai dengan
rencana, tak sesuai dengan sistem nilai kita, maka yang terjadi adalah kita
tanpa sadar dibiasakan untuk mengeluh.
Coba saja, dalam kondisi kesadaran jiwa tenang kita hadapi
apa yang ada, arahkan energi ke kutub positif, kutub syukur, energi syukur akan
bisa membantu
Oh iya, bagi peserta program 30HMC bisa meminta kepada saya
tata cara dan saya akan instalasikan program setting energi syukur kedalam
sistem energi tubuh anda.
Sadarkah kita? Bahwa perasaan positif dan negatif adalah
sistem panduan dari batin Kita. Perasaan Kita adalah mekanisme umpan balik
untuk memberi tahu Kita apakah apa yang Kita lakukan tepat atau tidak, salah
atau benar, apakah Kita berada di jalur
yang benar atau di luar jalur. Semakin baik perasaan Kita, semakin selaras
dengan apa yang Kita inginkan dan rencanakan. Semakin buruk perasaan Kita,
semakin Kita tidak sejalan dengan apa yang Kita inginkan untuk terjadi.
Perasaan Kita memberi tahu Kita apakah pikiran atau tindakan Kita selaras
dengan keinginan Kita atau tidak.
Setiap kali Kita merasakan perasaan negatif, itu adalah sinyal bahwa Kita sedang melakukan sesuatu yang menjauhkan Kita dari apa yang Kita inginkan. Perasaan negatif adalah penyebab tindakan. Entah Kita perlu mengubah apa yang Kita pikirkan atau apa yang Kita lakukan yang menciptakan perasaan yang tidak Kita sukai. Tanyakan pada diri sendiri apa yang Anda pikirkan atau lakukan yang menyebabkan perasaan negatif tersebut. Cari tahu apa yang dapat Anda pikirkan atau lakukan untuk merasa nyaman kembali.
Akan sangat sulit manakala kita dikuasai oleh si perasaan, baik itu perasaan positif atau negatif sama saja bila menguasai kita, kita perlu berjalan di tengah, di jalan yang katanya lebih kecil dari rambut yang dibelah menjadi tujuh bagian.
Tapi berbeda bila relaksasi energi sudah dibiasakan, jiwa
tenang mulai bisa didapat, maka jebakan perasaan positif dan negatif bisa mulai
diatasi, durasi terjebaknya bisa mulai berkurang, yang biasanya butuh waktu
sekitar seharian untuk pulih, maka sekaran bisa 6 jam saja, jika latihan dibuat
lebih baik, bisa jadi hanya tinggal 1 jam saja atau bahkan beberapa menit saja.
Coba lakukan relaksasi energi jika muncul perasaan enak dan
tidak enak, loh kok perasaan enak juga harus diatur? Klo ga diatur malah
pastinya akan mencelakai kita, karena ……
Dalam ilmu spiritual energi, yang pertama kali muncul adalah
energi dari dalam diri kita sendiri – sumbernya adalah percikan cahaya Tuhan di
dalam diri ( dikenal juga sebagai Ruh/Spirit ), kemudian energi spiritual
(energi yang menjadi pemantik munculnya energi cinta ) ini keluar dan melalui
bagian jiwa, dimulai dari bagian jiwa yang berada paling dekat dengan bagian RUH,
yaitu Jiwa Suci, Jiwa Murni, Jiwa Bijak ( ketiganya ini disebut sebagai DIRI SEJATI
) kemudian Jiwa Tenang, baru kemudian masuk ke DIRI PALSU: jiwa Ego, Jiwa
Amarah, Jiwa Keinginan, baru kemudian energi dari jiwa akan mengarah ke bagian
pikiran.
Perasaan positif dan negatif akan berasal dari dalam diri
kita sendiri, tanpa harus menunggu input informasi dari panca indera dan
kemudian diolah oleh pikiran.
Bayangkan saja bila yang memasok informasi/perasaan/emotion
adalah kesadaran jiwa tenang?
Bagaimana bila yang aktif memasok informasi adalah jiwa
amarah?
Ketika Anda merasa sangat senang melakukan sesuatu, itu
adalah sinyal bahwa Anda melakukan hal yang benar. Jadi, teruslah melakukannya
dan jangan biarkan pikiran ragu atau tidak aman menghalangi Anda melakukannya.
Fokus pada niat Anda dan jangan mengambil tindakan sampai Anda merasakan emosi
positif di dalam diri Anda. Pada saat itu Anda akan tahu apa yang harus
dilakukan. Ketika Anda mengambil tindakan, itu akan menjadi hal yang benar pada
waktu yang tepat. Biarkan perasaan positif Anda membimbing Anda melakukan hal
yang benar pada waktu yang tepat.
Baca juga artikel yang berkaitan :
Perasaan positif akan menjadi jawaban ya dan perasaan
negatif akan menjadi jawaban tidak.
Dalam Relaksasi Energi, Program Energi yang sudah saya
setting bekerja membuka blok energi dan
pemulihan integritas energik. Bagaimanapun, kita semua dapat mengingat
saat-saat ketika kita merasakan arus energi kita. Pikiran kita terbuka dan
fleksibel, nafas kita dalam dan ritmis, dan kita merasa lega di tubuh kita.
Saat kita mengalir, kita memegang keseimbangan yang sehat antara ekspansi dan
kontraksi, dan aktivasi (melakukan) dan penerimaan (menjadi / mengizinkan). Kita
membiarkan alasan (pemikiran), emosi (perasaan) dan kemauan (melakukan) kita,
untuk bekerja dalam harmonis satu sama lain.
Area otak manakah yang berhubungan dengan perasaan positif dan negatif? Sistem limbik. Ini termasuk amigdala, hipokampus, talamus, dan hipotalamus, di antara bagian otak lainnya. Di sinilah emosi berasal. Ketika emosi muncul, itu memicu tubuh untuk menghadapi situasi tersebut. Detak jantung kita mungkin bertambah cepat atau telapak tangan kita mungkin berkeringat. Sirkuit otak yang rumit membuat segala sesuatunya menjadi bergerak dan tubuh merespons. Emosi Ketakutan berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan.
Energi
Cinta mendorong kita menuju ikatan pasangan, potensi keamanan, dan bahkan
mungkin keberlangsungan keturunan. Kegembiraan membuat jantung kita berdebar
kencang dan mempersempit fokus kita sehingga kita siap menghadapi momen penting
atau keadaan darurat. Reaksi otomatis ini dapat sangat membantu, sebagian
besar waktu. Pertanyaannya adalah, Begitu perasaan positif dan negatif itu muncul,
apa selanjutnya? Apakah kita perlu mencoba mengendalikan mereka?
Ketika saya berpikir untuk mengendalikan perasaan saya,
reaksi pertama saya adalah penolakan. Itu menciptakan perebutan kekuasaan dalam
diri saya sendiri: saya versus emosi saya. Apakah saya harus mempertaruhkan
perasaan saya, menjepitnya di sana, menghitung sampai tiga, dan kemudian….menang?
atau malah saya yang kalah?
Baca juga artikel :
Kebahagiaan
Sejati dari Pemahaman Yang Sederhana
Seringkali terjadi saya yang malah kalah, dan its okay,
..ini sebuah proses pembelajaran bagi saya, karena ketika saya kalah, rasanya
sungguh tidak enak, melihat Diri Palsu ( jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan
) mengambil alih diri saya, emosi yang meledak ledak, melakukan hal hal yang
bagi saya positif tapi bagi orang lain menyakitkan, menginjak injak harga diri
orang lain, mengejar ngejar sesuatu dengan segala resource yang saya miliki,
tapi ternyata ketika dapatkan hal tersebut malah tidak ada gunanya bagi saya,
dan banyak lagi cerita lainnya.
Atau di lain kesempatan, ketika perasaan negatif menguasai,
mengalahkan kesadaran jiwa tenang, maka keseharian saya dipenuhi rasa was was
akan hal yang belum tentu terjadi, atau malah sudah terjadi tapi di waktu yang
lampau, tapi bapernya sampai sekarang ga hilang.
Masih aja ada rasanya……..hhrrrrrrr…
Perasaan positif dan negatif adalah pembimbing kita, kalau
bisa kita taklukkan keduanya, caranya? Kesadaran jiwa tenang adalah kuncinya,
relaksasi energi adalah sarananya.
Oohhh….bagaimana bila yang menguasai adalah perasaan
positif?
Perasaan positif yang berlebihan juga akan sangat merugikan,
karena, sama juga memboroskan cadangan energi dalam diri kita, jika ditunggangi
diri palsu
Emosi bersifat adaptif: Mereka membuat kita mengubah
perilaku untuk membantu kita bertahan hidup. Kemarahan mempersiapkan kita untuk
berperang; ketakutan membantu kita melarikan diri. Tapi bagaimana dengan
kesedihan? Penelitian menunjukkan bahwa saat kita sedih, kita berpikir dengan cara
yang lebih sistematis. Orang yang sedih memperhatikan detail dan berorientasi
eksternal, sementara orang yang bahagia cenderung membuat penilaian cepat yang
mungkin mencerminkan stereotip rasial atau jenis kelamin.
Sisi lain kebahagiaan: Merasa baik membuat orang lebih egois
(jika diminta untuk membagi tiket undian antara mereka dan orang lain, mereka
akan menyimpan lebih banyak di saku mereka daripada orang yang sedih) dan lebih
buruk dalam mempertahankan pendapat mereka (mereka menghasilkan yang lebih
lemah, argumen yang kurang rinci). Orang yang paling bahagia juga kurang
kreatif dibandingkan orang yang mendeskripsikan diri mereka sendiri sebagai
"cukup bahagia".
Baca juga artikel :
Cara
Dapatkan Keseimbangan Hidup
Kebahagiaan yang berlebihan tidak hanya terkadang menghapus
manfaatnya bagi kita — hal itu sebenarnya dapat menyebabkan kerugian
psikologis. Mengapa? Jawabannya mungkin terletak pada tujuan dan fungsi
kebahagiaan. Saat kita mengalami kebahagiaan, perhatian kita beralih ke hal-hal
yang menyenangkan dan positif dalam hidup kita untuk membantu mempertahankan
perasaan yang baik itu. Saat merasa bahagia, kita juga cenderung merasa tidak
terlalu terhambat dan lebih cenderung untuk mengeksplorasi kemungkinan baru dan
mengambil risiko.
Ini adalah permainan kesadaran, dalam kesadaran apa kita
akan mengendalikan perasaan/emosi kita? Apakah kesadaran logika? Apakah Diri
Palsu? Apakah Kesadaran Jiwa Tenang?
Sudah Relaksasi Energi Belum? Sudah aktifkan energi cinta
belum?
Dari pengalaman, saya tahu bahwa tidak banyak yang bisa saya
lakukan untuk mengendalikan perasaan saya, jika saya masih berasa pada
kesadaran logika. Perasaan ini akan menggelembung membesar, muncul, berputar,
naik, dan jatuh. Jika saya mulai memukulnya, mencekiknya, atau meremasnya
sebelum merasakannya, memeriksanya, dan bahkan kadang-kadang (dengan tidak
senang) menahannya, saya tidak akan melangkah terlalu jauh.
Peperangan maha hebat yang diceritakan di kitab kitab suci
pun terjadi, Kita melawan nafsu kita sendiri, dalam istilah bahasa arab,
lapisan lapisan jiwa juga disebut sebagai nafs. Jiwa Tenang adalah Nafs
Mutmainah.
Perasaan positif dan negatif kita memberi kita informasi tentang di mana posisi kita saat ini, sesuai jalur kah? apakah itu sedikit
keluar jalur, tepat sasaran, atau sama sekali tidak sesuai rencana.
Menyangkal perasaan atau sengaja meninggalkannya tidak
banyak membantu, karena perasaan positif dan negatif hadir karena ingin
memberitahukan kita mengenai sesuatu, pentingkah? Kita tidak akan tau sampai
kita mencoba untuk menyadari dan memahaminya.
SUDAH RILEKSASI ENERGI BELUM?
YUK BARENGAN RILEKS…….
FYI:::
Artikel ini adalah tambahan referensi bagi mereka yang sedang mengikuti program
30 hari mencari Cinta ( Yang Telupa ) yang sedang berlangsung pada bulan
Ramadhan 2021 ( April – Mei 2021 ) , silahkan klik link dibawah ini untuk
informasi programnya :
Program 30 Hari Mencari Cinta ( Yang Terlupa )
Dan
informasi seluruh program yang sedang berlangsung sampai sekarang :
Referensi artikel berikutnya
:
Energi Cinta 14 – Syukur Cinta
Pamungkas
0 comments:
Posting Komentar