Bagaimana cara mendapatkan kebenaran sejati untuk
setiap hal? Kebenaran sejati bukanlah spesifik pada sebuah peristiwa saja,
kebenaran sejati haruslah didapatkan untuk setiap peristiwa dan kondisi.
Kita sebaiknya paham, darimanakah kebenaran sejati itu muncul? Bagaimana
proses munculnya kebenaran sejati di dalam diri kita? Cara mendapatkan kebenaran sejati ini muncul karena pemahaman atas
fungsi kerja bagian bagian dari diri kita sendiri, bagian bagian tersebut
adalah bagian otak ( pikiran ) , bagian jiwa/hati ( perasaan ) dan bagian
ruhani ( percikan cahaya tuhan di dalam diri.
Janganlah
kita selalu memandang Hal yang Negatif dengan benci ( jiwa amarah yang
dikendalikan asumsi negatif ),…cobalah rileks
sejenak, sehingga bisa masuk ke dalam kondisi Jiwa Tenang.
Jika Tenang bisa didapat, maka
pemahaman akan muncul, pemahaman bahwa banyak di antara hal hal yang negatif
itu adalah saripati dari hal hal yang Positif, biarkan saripati itu tumbuh,
bertunas dan berkembang sampai matang sehingga akhirnya menjadi Positif. Berikan Esensi Kasih Sayang ( Energi ), dan
marilah kita dampingi, sehingga kita sendiri, dan saripati tersebut dapat
berdampingan untuk bertumbuh, bertunas dan berkembang.
Dalam hal ini, jika anda
mencermatinya, cara mendapatkan kebenaran sejati ini diawali dari
mengkondisikan diri agar bisa rileks, jika bisa rileks – kita akan bisa
memahami pikiran dan mengistirahatkan sejenak – masuk ke frekuensi yang lebih
dalam lagi, sehingga kita bisa masuk ke
bagian jiwa, masuklah ke bagian bagian dari jiwa ini, sehingga kita bisa sampai
ke bagian Jiwa Tenang. ( mengenai anatomi dari jiwa, anda bisa membacanya di
artikel saya yang berjudul : Pencerahan
Spiritual : Perjalanan masuk ke dalam diri manusia 2 ) Di dalam jiwa tenang
ini nantinya anda akan bisa memilah, asumsi negatif dari pikiran, diri palsu
dan diri sejati. Jika anda bisa masuk kediri sejati, maka anda kaan bisa mulai
mendapatkan kebenaran sejati ini.
Banyak dari Hal Hal yang Buruk
merupakan awal mula dari Kebaikan yang menjalani sebuah proses pertumbuhan
sehingga sampai pada Kematangan yang cukup sehingga bisa mencapai Kebaikan.
Jika kita bisa rileks dan masuk
ke dalam jiwa yang tenang dan mendapatkan pemahaman ini ( pemahaman yang
bersumber dari dari jiwa suci – puncak dari Kesadaran Jiwa atau bahkan dari Ruh
Tuhan – Puncak dari Kesadaran Tuhan ) maka cara kita memandang kehidupan akan
berbeda, Nuansa Hakekat akan didapat. Hidup akan ber-ubah menuju Kebenaran
Sejati yang Universal.
Untuk melakukan hal Ini tidaklah
sulit, biarkan sejenak fisikmu rileks dan dapatkan Ketenangan ( masuklah ke
dalam Jiwa Tenang – biarkan pikiran sejenak beristirahat ), ini adalah sebuah
kunci untuk bisa mulai masuk ke dalam Kesadaran Jiwa yang akan membawa lebih
dalam kepada Kesadaran Tuhan di dalam diri.
Jika hal ini bisa dilakukan,
maka hidup akan menjadi MERDEKA ( masuk ke dalam Kondisi KESADARAN TUHAN),
bebas dari Asumsi Negatif dan DIRI PALSU ( Jiwa Ego, Jiwa Amarah, Jiwa
Keinginan ) yang tidak Terkendali. Bersatu dalam CAHAYA SEJATI-NYA bukan hanya
Impian Belaka, sehingga DAMAI ( sebuah kondisi dimana setiap pribadi bisa
Bermakna dan Bermanfaat ) bisa ditebarkan ke sekitar ( Rahmatan Lil Alamin )
"dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
(Kitab Injil Yohanes 8.32)
(Kitab Injil Yohanes 8.32)
Pada akhirnya, cara mendapatkan kebenaran yang sejati
ini tidak lah lagi berfungsi, karena kebenaran yang sejati inilah yang akan mendatangi
kita. Ini hanya bisa terjadi manakala kita bisa terhubung dnegan seluruh bagian
dari diri kita, dimulai dari fisik – pikiran – jiwa – ruhani.
Anda tentunya masih mengingat
hadist ini : "Dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, bahwa Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Allah SWT berfirman: “Aku adalah sebagaimana prasangka
hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku, jika hamba-Ku
mengingat-Ku dalam sendirian, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan
jika dia mengingat-Ku di dalam sebuah kelompok/jama'ah, (maka) Aku mengingatnya
dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, jika dia mendekat
kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, jika dia mendekat
kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangi-Ku
dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.”(HR. Bukhari,
Muslim, Tirmidzi & Ibnu Majah).
Kalimat yang saya beri garis
bawah, akan memberi kita pemahaman yang lebih di level energi ini. Jika anda
bisa terhubung ke pada Percikan Cahaya Tuhan yang ada di dalam diri, maka bukan
lagi cara mencari kebenaran sejati
yang kita cari. Tapi SUMBER DARI KEBENARAN YANG SEJATI yang bisa KITA DAPATKAN
( Baca : Kesadaran
Tuhan )
Anatomi dari Ruh Tuhan ( God Spark ) yanga da di dalam diri kita, inilah jalan menuju Kebenaran Sejati |
Terima kasih untk tulisan mas Erlangga yg mencerahkan....
BalasHapus