Saya yakin bahwa seringkali kita
semua bisa masuk ke dalam kondisi kesadaran
jiwa tenang, dalam kondisi kesadaran ini kita akan bisa memahami dan mengendalikan
pikiran serta diri palsu ( jiwa ego, jiwa amarah serta jiwa keinginan ).
Manusia seolah mempunyai
kebebasan mutlak dalam menentukan tujuan hidupnya, namun sebenarnya tidak
demikian, umat manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini terkena
ketentuan hukum alam yang telah diatur tujuan hidup hakikinya kemana. Kesadaran jiwa tenang akan membuat anda
memahami, apa keinginan anda, dan mengendalikannya. Jangan sampai malahan kita
yang dikendalikan oleh jiwa keinginan tersebut.
Hal senada, manusia tidak bisa
menentukan kapan harus berada atau lahir di bumi ini, dan berapa lama masa
hidup tinggal di Bumi. Pengertian ini menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki
kebebasan mutlak,akan tetapi ada yang mengatur,yaitu Tuhan - Shang Maha
Pengatur.
Salah satu kunci awal untuk bisa
memahami kehidupan atau bahkan Sang Pencipta sendiri adalah dengan cara masuk
ke dalam kondisi kesadaran jiwa tenang, karena dalam kondisi kesadaran ini kita
akan bisa memilah mana yang palsu dan sejati, mana diri palsu dan mana diri sejati,
mana asumsi positif dan mana asumsi negatif yang keduanya bersumber dari
bekerjanya pikiran.
Lahir di Bumi, wujud menjadi
manusia, ada dua makna menyertainya yang perlu kita pahami. Pertama : kita
harus mensyukuri, lahir berwujud manusia adalah mahluk termulia diantara mahluk
ciptaan,karena memiliki potensi lintasan terdekat untuk kembali ke Tuhan. Kedua
: setiap manusia yang lahir di Bumi memiliki raport jiwa yang masih kotor, dan
harus diperbaiki dengan banyak mohon ampunan serta berbuat kebajikan atau bermakna
agar bisa kembali ke Tuhan.
Ingin hidup selamat tanpa harus
terjebak di jalan menuju pulang kerumah sejati? Maka dapatkan pertolongan. Silahkan
baca artikel berikut ini : Dapatkan
pertolongan Tuhan agar hidup selamat
Mari kita renungkan sejenak. . .
, mengapa kita dilahirkan di Bumi ?, karena raport jiwa kita masih kotor. Untuk
apa kita diberi masa tenggang hidup atau umur semasa hidup di Bumi ?, adalah
untuk memperbaiki raport jiwa agar menjadi bersih dan suci, sehingga bisa
mencapai tujuan hidup yang hakiki yaitu kembali ke Asal atau Tuhan.
Inilah realitas spiritual yang
harus kita pahami, segeralah masuk ke dalam kondisi kesadaran jiwa tenang, agar asumsi negatif tak menguasai dirimu,
masuklah ke dalam ketenangan agar diri palsu tak membuat semangatmu yang sejati
menjadi layu
Bagi Manusia yang '' TIDAK TAU
TUJUAN '' hidup yang hakiki, mereka akan menetapkan tujuan hidup yang keliru.
Akibatnya mensia - sia kan waktu atau umur semasa di Bumi dengan perbuatan yang
tidak mendukung kearah Tujuan,tergolong menjadi manusia yang merugi.
Agar anda tak salah arah, cobalah
untuk bisa terhubung dengan guru sejati anda sendiri, agar sang guru
menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan yang hakiki. Coba baca artikel yang
berikut ini : Temui
guru sejati agar tak menyesal kemudian
Kesuksesan dunia perlu
diraih,dengan cara yang benar dan setiap proses usaha dikaitkan dalam niat
untuk mencapai tujuan akhir, ini lah pola hidup manusia Bermakna, tergolong
menjadi manusia yang Dikehendaki Tuhan. Kondisi kesadaran jiwa akan sangat
mempengaruhi. Apakah akan terjebak pada diri palsu? Ataukan bisa masuk ke dalam
kesadaran jiwa tenang? Ataukah malah
melampui jiwa tenang sehingga bisa masuk ke langsung ke dalam kesadaran Tuhan?
Lakon hidup tiap orang
berbeda-beda, ibarat roda kehidupan, kadang posisi di atas atau masa Kejayaan, kadang
di bawah atau masa Keterpurukan. Persepsi umum, Jaya diartikan Sukses
materi/keduniawian, sedangkan Maksiat diartikan perbuatan yang melanggar Norma
Agama.
Baca artikel : Diri
sejati untuk melawan diri palsu
Mengapa bisa terjadi semakin
Maksiat atau melakukan perbuatan yang dilarang agama, kondisinya justru menjadi
semakin Jaya ? analisis disini ditinjau
dari aspek spiritual, bukan dari aspek agama. Potret kejadian tersebut hanya
berlaku pada manusia yang dalam kondisi dua hal, yaitu a. Grafik roda
kehidupannya menuju ke atas. b. Persepsi kasadarannya di kesadaran jiwa Diri
Palsu.
Menguatnya Diri palsu ( jiwa:
ego-amarah-keinginan ), menggerakan dua lapisan fungsi otak, yaitu a.lapisan
new cortex cerebralis. dalam kontek ini menghasilkan kecerdasan fikiran
negatif; dan lapisan sub cortico cerebralis yang menghasilkan kecerdasan emosi
negatif ( tega,brutal,sadis,dll).
Anda akan makin terjebak ke dalam
lingkaran kehidupan, semakin lama bukan semakin mendekat ke arah kesejatian
keilahian, menurut sudut pandang dualitas manusia, anda akan masuk ke dalam
roda kehidupan duniawi yang mengarah ke pada neraka jahanam. Jika kesadaran
jiwa tenang tak aktif, maka anda tak akan tau tujuan. Jikapun diberi tau tujuannya
kemana nada tak akan mau percaya atau malah anda mnegambil langkah sebaliknya
dari tujuan yang diberitahukan tersebut.
Baca artikel : kesadaran
diri palsu buat manusia lebih buas dari binatang
Jumlah manusia di Bumi yang
terjebak dalam kondisi di atas sangatlah banyak dan melebihi separo dari jumlah
populasi bangsa manusia. Ketidak seimbangan ini membawa dampak negatif secara
global bagi kehidupan manusia,seperti Kekacauan,pelanggaran HAM, Korupsi,
Kolusi, Konspirasi, Monopoli, Kemiskinan, Eko-sistem alam.dll. Keseimbangan
diri hanya bisa digapai melalui kunci awal yang ada pada kesadaran jiwa tenang
Selain sebab utama di atas,
pengaruh negatif akan menjadi lebih dahsyat bila kemasukan pengaruh dari
iblis-syetan. Inilah akar masalah sebab kejadian mengapa semakin
maksiat-semakin jaya. Ajaran Kebaikan, justru dengan cerdiknya diplintir
dimanfaatkan sebagai kedok untuk menjalankan aksinya. Sosok kejayaan banyak
yang menjadi tokoh, secara halus atau kasar aksinya menghasilkan Perpecahan, Peperangan,
Kemelaratan, jauh dari Perdamaian-Toleransi-Kemakmuran,dll. Lalu SOLUSINYA
BAGAIMANA . . . .???. Segeralah masuk ke dalam kesadaran jiwa tenang atau masuklah lebih dalam hingga ke kesadaran
tuhan yang ada pada dalam diri kita masing-masing.
Artikel Terkait
( klik judul artikel untuk membaca ):
- Mengalami Kesadaran Jiwa
- Hidup Ini Ajaib, Mari Kita Syukuri
- Ada Niat, Pasti Ada Jalan
- Mengingat Asal Sang Jiwa
- Sifat Jiwa
0 comments:
Posting Komentar