Jiwa Tenang dan
Spiritual Trap, adalah essai saya yang merupakan sambungan dari essai yang
sebelumnya, saya harapkan anda membaca
yang sebelumnya yang ada di sini : Jiwa Tenang dan Kemelekatan sebelum
membaca essai ini
Semenit, sejam, setengah hari, sebulan, setahun, atau bahkan
lebih suara dan pemahaman dari Tuhan hilang, perasaan ditinggalkan, dibuang dan
merasa kehilangan menguasai hati,..stress, linglung,.....
Tapi ini semua hanya ada di dalam diri saja, masih bisa
diatasi, masih bisa disembunyikan, taka da yang tau soal ini, tugas pelayanan
masih bisa terus berlangsung, masih banyak stok pemahaman dari pelayanan yang
sebelumnya, masih bisa mengakses energi alam semesta untuk proses healing, sebenaranya tak ada yang hilang, tak ada
yang tau,..ada yang hilang dari dalam diri kita, tapi tak ada yang tau dan
menyadari...
Orang orang yang pernah dibantupun masih selalu berterima
kasih dan terus menghormati...
Karena sebelumnya telah merasakan pengalaman menjadi tenang
dan bijaksana, maka kali ini hal tersebut bisa diulang lagi, drama yang panjang
dan tak tau kapan berakhirnya ini masih harus diteruskan, kharisma dan
ketenangan masih harus di pancarkan keluar...
Tapi apa daya, sumber segala hal yang sebelumnya muncul,
mengalir keluar diri sekarang tak ada lagi, drama ini jadi melelahkan, diri ini
tetap memancarkan ketenangan tapi jiwa rasanya kosong berongga besar, tak ada
lagi sumber cahaya kehidupan, sekarang jiwa ini rasanya gelap dan kosong.
Layaknya kehilangan pasangan hidup, layaknya kehilangan
orang yang sudah mendampingi seumur hidup,.... berat rasanya, sampai tak bisa
dibayangkan lagi,... dan kondisi yang dihadapi sekarang berkali lipat lebih
dari kondisi itu.. rasa kosong dan hampa ini sangat tidak mengenakkan..
Semuanya seolah runtuh, terkena hembusan angin saja semuanya
runtuh bergoyang, rapuh sekali.... dalam usaha kita memperbaiki apa yang sedang
terjadi, berusahalah untuk menyepi, menjauh dari keramaian, hanya izin undur
diri sekejap kepada sanak keluarga, ini akan dihadapi secara individual,
pribadi...
Penyepian berlangsung tak tau sampai kapan, tak ada lagi
hiruk pikuk dunia yang muncul, perenungan berlangsung syahdu,...menyenangkan
sebenarnya,..andaikata ini dilakukan denganmu, bukan dalam kondisi hampa
seperti ini.
Pertanyaan mulai muncul di otak... apa kesalahanku sehingga
sang pujaan hati, sang cinta yang
Hari pertama,...minggu pertama,... sepi...tak ada yang
terjadi...
Minggu kedua...kesabaran mulai diuji..jiwa amarah aktif dan
mulai menunjukkan eksistensinya..
Kenapa......???? harus bagaimana aku...!!!
Sampai dengan minggu kesekian, sampai dengan review kesekian
atas semua ritual dan latihan yang sudah dilakukan berdasarkan petunjuk guru
pembimbing sudah dilakukan, sepertinya tak ada yang tertinggal, tak ada yang
terlupa, semua sudah sesuai, sudah dilakukan...
Sampai dengan bulan kesekian; tidak ada perubahan apa apa,
karena jiwa ego sudah menunjukkan eksistensinya dengan berkata bahwa semua
sudah cukup, dan tak ada yang salah, maka kembalilah diri ini kemuka umum.
Kembali lagi ke tengah pelayanan spiritual seperti
biasanya.. biarpun langkah kaki ini
berat tapi tak apa,...nafas panjang...huuuuuffttt... pasrah saja, ...
Serahkan semuanya,
Termasuk diri ini,
Terserah saja,
Pasrah,
Pasrahkan semua,
Pasrahkan diri,
Berserah diri,
Berserah diri,
Berserah diri??!!
Blaaaar... ada
sentakan....
Ada energi yang muncul menyentak, ada yang terjadi,
tiba-tiba otak ini mendapatkan asupan informasi,...
Inilah awal dari pemahaman...
Ada rasa kangen yang seolah olah terobati....
......
Segala usaha pelayananku terhadap sesama ini, seperti
layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan baru, dengan lugu diambil dan
dimainkan sepanjang waktu, tak mau melepaskan mainan tersebut sekejap pun...
Baca juga artikel yang berkaitan :
Pengetahuan langsung dari Tuhan itu begitu luar biasa,
memukau semua indera, membuat kekaguman selalu hadir ...
Cinta Kasih Sayang dari Tuhan bagaikan anggur yang
memabukkan dan menjadi candu, selalu kurang, dan ingin selalu meneguknya lagi
dan lagi..membuat mabuk dan ketagihan...
Cahaya Tuhan yang membawa kasih sayang serta cinta, yang
selalu muncul dari dalam diriku menjadikan diri ini bercahaya di kegelapan,
menjadikan sumber cahaya yang dikerubuti oleh laron, kunang kunang,....dan
semua serangga yang lain,...aku bagaikan nelayan yang membawa lampu ditengah
samudera, membuat ikan ikan berdatangan...
Baca juga artikel yang berkaitan :
Diri Palsuku membuat aku menikmati semua itu,...
Ya karena itu menyenangkan..
Karena itu memabukkan..
Jiwa Ego berkata bahwa itu semua hasil jerih payahku berlatih dan mencari ilmu...
Jiwa Amarah memberi semangat, memberikan dorongan energi untuk landasan beraktifitas..
Jiwa Keinginan memberi ketetapan, memberikan guideline apa
yang harus diraih di masa depan..
Inilah hal yang memabukkan...
Tanpa ketenangan yang harusnya ada, aku menjadi melekat pada
dorongan yangf muncul, melekat pada pelayananku, bahkan melekat pada euforia
Ketuhanan,
Diri Palsuku membuat aku mabuk berat, mabuk pada kemelekatan..
Persepsiku dikuasai oleh mabuk kemelekatan
Hmmmm…. Aku sudah dapatkan pengalamannya..
Perlahan lahan jiwa tenang mulai aktif..ketenangan mengambil
alih..
Energi ketenangan yang aktif mulai menjadi komandan Diri
Palsu,..membuat jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa ketenangan menjadi
jinak,..seperti bagian demi bagian puzle yang mulai saling mengisi dan
tersambung...
Gambaran besarnya mulai terlihat...
Aku mulai sadar dari euforiaku......
Mainan baru itu sudah mulai bisa aku acuhkan,..aku mulai bisa
melihat yang lain...
Dosis Anggur yang tadinya terlalu banyak dan membuatku mabuk
mulai bisa aku atur dosisnya,..seperlunya saja, sesuai keperluan...
Kesadaran tenang..
Tuhan muncul kembali..
Energi cahayanya datang kembali dari zona ketenangan menuju
pikiranku..
Tetap sama seperti sebelumnya,..
Tapi kali ini kesadaran jiwa tenanglah yang mengatur
Pemahaman menjadi lebih dalam dan bermakna kali ini...
Pasrahlah yang membuat ketenangan hadir...
Kepasrahanlah yang membuat kesadaran jiwa tenang hadir..
Kepasrahanlah yang membuat pemahaman bisa dimaknai berbeda
...
Tuhan adalah Sang Maha Segalanya
Dia Esa, Tunggal, Singular...
Berbeda dengan kita
yang hidup di dunia ini, dualitas yang muncul dalam diri kita ini tak bisa
digunakan untuk memaknainya, memahaminya.. jiwapun punya dualitasnya, Yang
Sejati dan Yang Palsu.
Yang membatasi dualitas itu adalah ketenangan, ketenangan,
kesadaran jiwa tenang.
Tidak ada satu pun zat di alam ini yang bersifat singular.
Atau bisa kukatakan bahwa Zat yang singular tidak eksis. Maka DIA tidak eksis
jika kita mencoba merasakan Dia dengan segala kemampuan kita yang terikat pada
alam dualitas ini.
Kepasrahanlah yang membuat jiwa tenang aktif, sehingga
dualitas bisa mulai disadari dan kemudian diatur, makin pasrah, makin bisa kita
lepaskan dualitas dan kemelekatan.
Tuhan hadir dimanapun.
Baik pada dualitas
Ataupun singularitas
Sekali lagi, Aku menemukan Tuhan
Selama ini aku hanya begelut dengan sinyal keberadaanNya
saja.
Pemahaman yang munculpun hanya sebatas signalNya
Kali ini lain, aku memahami hal yang berbeda.
Alhamdulillaah, terimakasih Tuhan,
Terimakasih telah menambah pengalamanku
Pemahamanku
Terimakasih telah memberi asupan gizi yang luar biasa untuk
jiwaku.
Terimakasih telah menunjukkan sisi dirimu yang berbeda.
Dan apakah ini juga euforia?
Biarlah...
Sepertinya ini bisa dikelola dalam ketenangan
Aku pasrah saja..
Inilah ketenangan yang tak telukiskan.
Hatiku yang tadinya hampa sekarang terisi lagi
Terasa bersih.
Inikah ikhlas?
Aku ikhlaskan kepasrahanku padamu
....
Jebakan spiritual atau spiritual trap adalah kejadian yang sering ditemui oleh para pejalan spiritual, dimana suara atau informasi atau
pencerahan dari bagian percikan cahaya Tuhan gagal dipahami karena aktifnya
Diri Palsu ( jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan ) serta logika, banyak
orang yang mengalami ini. Sayapun demikian...
Karena itulah, tugas kita dalam berspiritual dipermudah,
kita melatih diri supaya paling tidak masuk ke dalam jiwa tenang, cukup sampai
disitu saja.
Nanti Pencerahan akan datang sendiri. Nanti energi serta informasi
dari Percikan Cahaya Tuhan akan datang sendiri.
Karena keinginan kita yang kuat untuk bisa mendapatkan
pencerahan dari Tuhan, tanpa sadar jiwa keinginan menjadi aktif dan liar tak
teratur.
Karena semangat kita yang membara, membuat kita sanggup
melakukan latihan yang berat sekalipun, tanpa sadar jiwa amarah menjadi mendominasi, melunturkan ketenangan.
Karena usaha kita yang sudah dilakukan, tanpa sadar ego kita
menjadi aktif, dan menyesatkan,...” saya sudah lakukan latihan yang keras, saya
sudah keluarkan ini itu, kesana kesini, dan lain sebagainya,..kenapa saya tetap
tidak dapatkan pencerahannya?
Saya sudah belajar masuk ke jiwa tenang, saya sudah mulai bisa rasakan ketenangannya, kenapa
pencerahan itu tidak hadir, mana Tuhan,...?
Inilah yang sering terjadi, inilah jebakan spiritual, inilah
spiritual trap... Karena itulah...
Dalam setiap latihan, permulaan setiap latihan, saya selalu
membiasakan diri untuk melakukan
rileksasi energi, selalu berusaha masuk ke dalam kondisi ketenangan jiwa,
memasrahkan diri, mendidik diri untruk selalu pasrah, kemudian setelah latihan, saya mendidik diri
saya untuk melupakan apa yang sudah saya latih, melupakan latihan saya.
Dengan harapan, jika saya terlupa, maka Diri Palsu tidak
mendominasi diri saya, supaya ketenangan jiwa bisa lebih dominan. Karena besarnya kualitas dan quantity dari
energi murni yang terkandung dalam Percikan Cahaya Tuhan ( RUH ) maka, bila
sedikit saja energi kesadaran kita masuk kesana, atau sampai saja pada jiwa tenang,maka feedbacknya dari
energi Percikan Cahaya Tuhan sangat luar biasa, bak air bah yang datang
menyambut aliran air kecil energi kita....
Energi kita yang baru saja datang sedikit, selangkah saja,..maka
akan disambut energi murni Percikan Cahaya Tuhan yang berasal dari RUH,
sambutan yang datang juga bukan hanya sedikit, tapi bergelombang layaknya
gelombang samudera yang tak pernah habis, langkah kecil kita akan disambut
langkah langkah besar, energi kita selangkah selangkah, energi dari sana
berlari lari...
Sulit dibandingkan..
Setelah ini apa lagi..
Mari kita nikmati..
Masih berusaha terus mengamati, apa aja spiritual trap yang sedang berjalan dalam diri saya.
BalasHapusBimbing saya mas Guru
Raha Tejo
Apa ituuuu, ketemu apalagi dalam pengamatannya mas tejo?
Hapussemangat mengamati ya...