BannerFans.com

7777: Portal Diri Sejati dan Perjalanan Jiwa di Mikro-Makrokosmos

Ini adalah sebuah cerita esoteris yang tersembunyi di hari Kamis 10 Juli 2025 , di balik latihan Rileksasi Energi , pada siang hari pk : 12-14pm : Kabur Aja Dulu Ke Jiwa Tenang pada live tiktok RTD Channel, dan latihan malam di live tiktok SVara jiva : Pulang Ke Diri Sejati 

Tanggal 10–11 Juli 2025 mungkin akan tercatat dalam sejarah batin banyak orang. Bukan karena peristiwa dunia, tetapi karena peristiwa dalam diri. Di permukaan, hanya ada dua sesi live TikTok bertema refleksi: “Kabur Dulu ke Jiwa Tenang” di siang hari dan Pulang ke Diri Sejati” di malamnya. Tapi siapa sangka, di balik kesederhanaan itu, ada gerakan kosmik yang pelan-pelan membuka portal energi 7777—sebuah frekuensi esoteris yang menyambungkan jiwa manusia dengan medan energi mikro dan makrokosmos.

Dan semua dimulai dari… sebuah keputusan kecil: untuk diam sejenak dan mendengarkan rasa.

Diri Sejati Tak Pernah Jauh, Tapi Sering Terlupakan

Di sesi siang hari 10 Juli 2025, peserta diajak “kabur” dari rutinitas pikirannya. Tapi bukan kabur yang reaktif, melainkan kabur ke dalam. Lebih tepatnya ke dalam kesadaran jiwa tenang. Sebuah ibadah diam yang mengajak kita mengenali batin, bukan lewat bacaan spiritual, tapi lewat keheningan rasa.

Di sinilah banyak orang untuk pertama kalinya menyadari:
“Aku bukan pikiran. Aku bukan luka. Aku bukan gelisah yang kupikirkan terus.”
Ternyata... aku adalah kesadaran yang menyaksikan semua itu.

Inilah gerbang pertama menuju diri sejati: menyadari bahwa yang paling hakiki dalam diri bukanlah identitas, melainkan jiwa yang diam—yang sejak lahir tak pernah berubah bentuk, hanya terlupakan.

Baca juga artikel : Apa Itu Diri Sejati manusia

7777: Kode Rahasia dari Dalam Dada

Apa hubungannya latihan sederhana itu dengan energi kosmik? Semuanya bermula dari sinkronisitas. Tanggal 10 dan 11 Juli bukanlah hari biasa. Berdasarkan condrosengkolo kejawen, tahun ini dilambangkan dengan angka 7777, dan itu bukan sembarang angka.

Dalam spiritualitas Jawa dan universal, angka 7 melambangkan:

  1. Tujuh lapis langit
  2. Tujuh cakra kesadaran
  3. Tujuh hari penciptaan semesta
  4. Tujuh gerbang batin menuju pencerahan

Dan ketika angka itu berulang empat kali, ia menjadi simbol dari empat obor cahaya yang membuka dimensi spiritual:

  1. Pintu Kesadaran Jiwa
  2. Pertolongan dalam Badai Batin
  3. Penyucian Niat
  4. Manifestasi Takdir Jiwa di Bumi

Secara tak sadar, saat peserta melatih napas sadar dan menenangkan rasa siang itu, mereka sedang memasuki gelombang kode energi 7777. Tidak ada mantra keras. Hanya nafas, hadir, dan keikhlasan untuk kembali. Tapi itulah yang membuat portal 7777 terbuka.


Perjalanan Jiwa dalam Alam Mikro dan Makrokosmos

Bumi ini bukan satu-satunya yang hidup. Ada energi di sekelilingnya. Di antara lapisan planet, dimensi, bahkan di antara napas dan pikiran kita sendiri. Alam mikro di dalam diri manusia sejatinya adalah miniatur alam semesta.

Saat seseorang hadir dalam kesadaran jiwanya, maka tubuhnya menjadi seperti radio. Ia mulai menangkap sinyal dari makrokosmos—dari bintang, bulan, hingga energi dari dimensi lebih tinggi.

Maka tidak heran, saat malam tiba—11 Juli 2025 pukul 01.11 WIB, bertepatan dengan fenomena langka purnama Buck Moon dan tertutupnya Pluto oleh Bulan—beberapa peserta mulai mengalami hal-hal yang tak biasa:

  1. Merinding tanpa sebab
  2. Melihat cahaya saat mata tertutup
  3. Emosi tiba-tiba naik dan luruh seperti gelombang

Apa yang terjadi?

Jawabannya sederhana namun mendalam: jiwa mereka sedang “dijemput pulang”. Perjalanan siang hari bukan sekadar latihan napas. Itu adalah undangan batin kepada energi Seraphim, kesadaran tinggi yang menjaga frekuensi ilahi dalam semesta. Malam harinya, semesta menjawab.

Baca juga artikel :

Kalo Jiwa Mau ALami Diri Sejati, Logika Mau Gimana? 



Seraphim, Pluto, dan Diri Sejati yang Bangkit

Dalam ancient spiritual science, Seraphim dikenal sebagai kesadaran murni dari dimensi cahaya. Mereka bukan makhluk bersayap seperti di lukisan lama. Mereka adalah frekuensi—getaran cahaya cinta ilahi yang hanya bisa dirasakan ketika seseorang kembali jujur pada rasa terdalamnya.

Dan Pluto, sang simbol bayangan, ditutupi oleh Bulan tepat saat energi Buck Moon mencapai puncaknya. Sebuah metafora langit tentang:
“Bayangan batin telah ditenangkan oleh rasa. Kini saatnya cahaya menyala kembali.”

Live TikTok malam itu, bertajuk Pulang ke Diri Sejati, menjadi semacam ruang aktivasi. Bukan karena dramanya, tapi karena energi 7777 yang telah aktif siangnya, kini mulai bekerja. Banyak yang mulai mengenal dirinya sebagai ruang kesadaran, bukan hanya manusia dengan luka dan harapan.

Plot Twist: Siang dan Malam yang Saling Membuka Gerbang

Dan di sinilah plot twistnya.
Semua pengalaman malam itu ternyata tidak muncul tiba-tiba. Mereka adalah efek langsung dari latihan siang yang tampaknya sederhana. Itulah sifat dari energi spiritual:

Efeknya tidak instan, tapi mendalam. Tidak keras, tapi mengakar.

Siang hari adalah pintu masuk ke mikro-kosmos dalam diri.
Malam hari adalah resonansi jawaban dari makro-kosmos semesta.

Dengan begitu, perjalanan jiwa ini bukanlah imajinasi. Ia adalah koreografi antara rasa terdalam manusia dan tarian langit. Dan siapa pun yang hadir—tanpa sadar telah mengunduh pembaruan frekuensi kesadaran.


Mantra 7777 dan Jiwa yang Menyala

Bagi mereka yang telah mengalami, mereka tahu:

Diri sejati itu bukan sesuatu yang harus dicari.

Ia hanya perlu diingat.

Dan angka 7777 kini menjadi simbol, mantra, dan pintu.

"Pitutur Pitu,

Pitulungan Pitu,

Petunjuk Pitu,

Pencerahan Pitu."

Empat lapis kesadaran yang kini menyala dalam tubuh manusia biasa—yang diam-diam telah membuka gerbang luar biasa.


Penutup: Pulang ke Rumah yang Tak Pernah Pergi

Perjalanan spiritual bukan tentang menjadi suci. Tapi tentang menjadi jujur.
Bukan tentang naik ke langit, tapi turun ke dalam.
Bukan tentang melawan dunia, tapi mengizinkan dunia di dalam kita tenang.

Dan pada hari itu, 10–11 Juli 2025, puluhan bahkan ratusan orang diam-diam mengalami sebuah hal yang tidak bisa dijelaskan... hanya bisa dirasakan. Sebuah getaran bahwa mereka tak sendirian. Bahwa semesta tidak pernah membisu.

Mereka telah kabur. Tapi bukan untuk melarikan diri.
Mereka kabur... untuk pulang.
Pulang ke diri sejati.
Pulang ke jiwa yang tak pernah padam.


Share on Google Plus

About Erlangga Asvi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar