Apakah yang dimaksud sebagai diri sejati pada ilmu spiritual? Bagaimana diri sejati bisa digunakan untuk melawan ego? Apa hubungan diri sejati dengan cahaya diatas cahaya? Bagaimana cara mengaktifkan diri sejati kita sendiri?
Diri sejati adalah sebuah pokok
bahasan yang menarik bagi para penikmat dan pelakon ilmu spiritual yangs ejati,
bukan ilmu supranatural yang salah kaprah diartikan sebagai ilmu spiritual
ya....karena ini sering terjadi, apalagi karena banyak acara-acara di media yang
juga salah kaprah dan menyebarkannya ke masyarakat luas.
Mereka yang menjalani ilmu
spiritual murni, yang ketertarikannya hanya pada soal keTuhanan, yang
dipertemukan oleh cahaya diatas cahaya, cahaya sejati yang ada di dalam diri
kita, yang merupakan percikan cahaya Tuhan yang ada di dalam diri kita, akan
sangat tertarik dengan pembahasan mengenai diri sejati ini. Karena diri sejati
adalah bagian dari jiwa kita yang merupakan salah satu stasiun yang paling
dekat kepada percikan cahaya Tuhan di dalam diri.
Baca artikel : cahaya
diatas cahaya
Jika bisa terhubung dengan diri
sejati, maka akan mudah bagi kita untuk bisa hidup tenang dan damai serta
bahagia, mampu mengatasi bagian dari diri kita sendiri ( lapisan lapisan jiwa )
yang juga sering disebut sebagai nafsu nafsu. Jika nafsu tersebut bisa
dikendalikan dengan baik, maka akan makin mudah untuk bisa berinteraksi dengan
percikan cahaya Tuhan.
Jika pembahasan seperti ini yang
ada pada ilmu spiritual yang anda jalani saat ini, maka anda akan cocok dengan
ilmu spiritual ala ilmu energi spiritual nusantara ini. Peningkatan kesadaran
adalah salah satu pokok kunci dari ilmu spiritual, jika anda bisa lakukan
transformasi kesadaran, maka hidup akan menjadi lebih baik, dipenuhi dengan
ketenangan dan kedamaian serta kebahagiaan, bermakna dan bermanfaat untuk
sesama.
Baca artikel : ilmu
spiritual untuk transformasi kesadaran
EGO MENGUKUHKAN KEBODOHAN
MANUSIA.
Ego termasuk bagian dari
jiwa,berada pada posisi lapisan ke lima. Ego adalah Raja nya kesadaran fisik
atau Diri Palsu. Ego mempunyai dua panglima yaitu lapisan jiwa ke 6 amarah,dan
lapisan ke7. Keinginan.
Agar anda bisa lebih paham
mengenai bagian bagian diri yang berhubungan dengan ilmu spiritual, yang akan
kita lintasi menuju ke bagian percikan cahaya Tuhan di dalam diri, maka and
abisa membaca artikel berikut ini : Pencerahan
Spiritual > Sebuah Perjalanan Ke Dalam Diri Manusia
Ego merasa benar
sendiri,kebenaran relatif, bukan kebenaran yg sejati. Bila Ego mengendalikan
secara penuh fungsi amarah dan keiinginan, expresi nya menjadi ' nafsu negatif.
Dari aspek spiritual, persepsi
Diri palsu/Diri Ego merasa terpisah dengan TUHAN. Kondisi ini yang menyebabkan
manusia menjadi tersesat, tidak tau jalan kebenaran. Berkat kasih sayang Tuhan,
mengutus Nabi dan Rasul utk menunjukan jalan yang benar. Namun diri Ego
cenderung lebih senang menuruti setan dari pada petunjuk kebenaran. Secara universal,
Diri ego bertanggung jawab atas kebodohan ini.
Diri sejati adalah jiwa suci yang mampu menyatu dengan jati diri yaitu Nurani. Anda harus berupaya keras mengalahkan diri palsu, dan persepsi kesadaranmu ada pada diri sejati. Setidaknya pertahankan pada posisi ini, syukur bisa melanjut pada kesadaran Nurani.
Suara Nurani akan menuntunmu pada
jalan Kebenaran,mencerahi seluruh lapisan jiwa dan pikiran.
Maka engkau akan terlepas dari :
Kebodohan, kemelekatan duniawi. Dan sebaliknya anda akan selalu merasa tenang-damai-bahagia
bersama Tuhan.
Bagaimana kesadaran anda saat
ini? Apakah anda sudah benar benar mengkonfirmasi bahwa pokok bahasan cahaya
yang sering anda temukan pada teori serta filsafat pencerahan spiritual sudah
anda temukan? Dan benarkah bahwa cahaya yang anda dapatkan itu adalah cahaya
sejati atau percikan cahaya Tuhan ( ruh Tuhan ) ? atau juangan jangan anda
masih terjebak pada cahaya diri palsu anda sendiri. Salah satu stasiun yang
akan kita lewati dalam mencapai percikan cahaya Tuhan adalah stasiun diri
sejati, ini hanyalah satu stasiun sebelum mencapai kepada percikan cahaya Tuhan.
Jika ilmu spiritual yang anda pelajari tidak membahas ini, maka anda perlu
mengupas lagi pelajaran yang tersurat sehingga apa yang tersirat bisa
didapatkan dan mulai dipahami melalui praktek langsung.
Baca artikel : Berbagai
macam cara untuk tersambung ke kesadaran Tuhan
Jika kesadaran anda bisa
ditingkatkan sampai pada level kesadaran diri sejati, maka itu sudah sangat
baik, karena kesadaran diri sejati
tersebut sudah melampaui kesadaran jiwa tennag, yang mana...dalam kesadaran
jiwa tenang kita akan mampu untuk memahami dan memilah serta mengendalikan diri
palsu, diri palsu yang didalamnya ada lapisan jiwa ego - jiwa amarah - jiwa
keinginan sangatlah berbahaya jika tidak ditaklukkan, jika bisa ditaklukkan
maka akan bisa dipergunakan ( dijadikan kawan ) sebagai sarana hidup yang lebih
baik, hidup yang selalu meningkat kualitasnya.
Jika kualitas diri meningkat,
maka kualitas kehidupan pun demikian, tugas utama sebagai manusia yaitu berbagi
kebaikan, sebagai khalifah akan bisa dimulai. Selesaikan diri kita sendiri,
atasi asumsi pikiran, atasi jiwa ego, jiwa amarah serta jiwa keinginan maka
diri kita akan mulai menjadi pribadi yang bermakna dan kemudian bermanfaat
untuk sekitar kita. Masuki kesadaran Diri
sejati, maka percikan cahaya Tuhan akan mulai terlihat nyata dan memandu kehidupan
kita, mulai dari sekarang dan sampai kehidupan yang akan datang, mari jadikan
hidup kita kali ini, sebagai hidup kita yang terakhir. Jika anda tertarik untuk
bisa melakukan perjalanan ke dlaam diri sendiri, terhubung kepada setiap
stasiun kesadaran sampai pada terminal percikan cahaya Tuhan, maka carilah ilmu
spiritual yang benar membuat anda bisa berpraktek dan terhubung dengan percikan
cahaya Tuhan, tak lagi terjebak pada kultus individu.
apa yg anda tulis sangat sesuai dengan ajaran islam uyk mengendalikan hawa nafsu... artikel yg sangat bermanfaat bagi saya,Alhamdulillah
BalasHapusbawa saya masuk ke stasiun stasiun rohani master, supaya saya bisa punya pengalaman beneran berkunjung ke sana, saya selalud apat teorinya dimana mana nih.
BalasHapusBelajar kesana dapatnya teori.
Ketemu guru ini eh yang didiskusikan pengalamannya.
Terus, kapan saya mau bisa sendiri untuk dapat pengalamannya?