Jika diri anda ada pada kesadaran diri palsu maka anda akan
menjadi lebih buas dari binatang, segala hal yang tak tepat akan dilakukan,
semua hal dihalalkan, sampai pada menyekutukan Tuhan sekalipun dilakukan.
Aktifnya secara tak terkendali
jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan akan membuat kesadaran diri palsu aktif, inilah yang sumber dari segala bencana,
inilah yang akan membuat manusia turun kualitasnya, menjauh dari Tuhan. Bagian dari Tuhan yang sesungguhnya ada di
dalam diri manusia menjadi tak bisa ter akses, menjadi tak bisa dihubungi. Jika
bagian dari Tuhan ini tak bisa dihubungi ataupun di akses maka Tuhan yang Maha
Esa tak akan bisa dihubungi.
Otak manusia jauh lebih sempurna
dari pada otak binatang. Fungsi otak manusia yang menonjol: berfikir, kecerdasan,
kesadaran, instink, yang tidak dimiliki binatang. Otak binatang lebih menonjol
dalam fungsi kontrol emosi pada bagian sub cortex cerebral, dan naluri. Bila
kesadaran manusia dikendalikan lapis jiwa amarah dan jiwa keinginan, sifat
kebinatangan akan mendominasi. Manusia yang terjebak pada kondisi ini populer
disebut RAJA TEGA.
Manusia Raja Tega, masukan yang
disetujui cenderung yang bersifat negatifitas. Bisikan kebenaran hati nurani
terkunci, lebih memilih bisikan syetan - iblis. Terbentuklah wujudnya manusia, tapi
perbuatannya lebih buas dari bangsa binatang manapun. Memesan orang utk
membunuh orang yang dibenci itu hal kecil, amoral, aniaya, korupsi, membunuh anak
sendiripun dengan tersenyum. Bahkan yang lebih parah lagi, berani melawan orang
tua sendiri, dengan bangganya menceritakan kepada kawan2nya.
Keterangan Gambar :
2 Dwarapala di Candi Sewu Jawa tengah , foto
diambil dari http://borobudurpark.com
Populasi Manusia Raja Tega di
bumi Nusantara ini jumlahnya jangan sampai meningkat. Upaya preventif sedini
mungkin harus dilakukan, dengan cara membangun karakter positif. kondisi '' KEMISKINAN '' dalam arti luas, penyebab
utama terbentuknya Manusia Raja Tega. Miskin
harta, miskin moral, miskin pengetahuan, dll, ini memerlukan SOLUSI !.
Solusinya, diperlukan formula khusus, partisipasi semua pihak, dalam gerakan
masal.
Bila anda mempelajari ilmu
spiritual, maka anda akan bisa terhubung dengan cahaya diatas cahaya, cahaya
sejati yang merupakan Percikan Cahaya Tuhan yang ada di dalam diri kita
masing-masing, maka seharusnya anda bisa melakukan transformasi kesadaran sampai pada kesadaran Tuhan,
inilah yang membuat anda bis amengendalikan diri dengan cara yang tepat. Jiwa ego,
jiwa amarah dan jiwa keinginan bisa dikendalikan. Hal ini juga yang membuat anda
bisa terhubung langsung kepada Tuhan yang maha esa. Hal ini juga yang membuat
and amenjadi pekerja cahaya atau sering disebut sebagai lightworker.
Syarat utama menjadi pekerja
cahaya adalah anda harus mulai bisa mengendalikan diri anda sendiri, sehingga kesadaran diri palsu bisa dikendalikan dengan
baik. Selanjutnya baru kemudian para lightworker ini bekerja berbagi cahaya ke
seluruh penjuru alam semesta, sesuai dengan sub tugasnya masing-masing. Inilah yang
akan membuat bumi, tempat kita tinggal ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
diri kita dan anak cucu kita kelak. Beranikah anda? Maukah anda ? Mulai kapan
anda akan melakukan hal ini?
Catatan Tambahan mengenai Foto
Sekilas mengenai Dawarapala :
Pada awalnya Dwarapala dipuja
sebagai makhluk setengah dewa yang disebut dengan Yaksha atau dari alam Asura.
Pemujaan terhadap Yaksha merupakan kebudayaan asli bangsa Dravida
sebelum agama Hindu maupun Buddha berkembang di India. Ia dipuja sebagai
penjaga tanah atau pertanian.
Mitos dalam agama Buddha
menyebutkan bahwa Dwarapala ialah raksasa yang gemar memakan daging manusia,
namun berhasil disadarkan oleh Buddha. Kemudian ia mendalami Buddhadharma
dengan tekun. Karena Dwarapala mendalami Dharma dengan baik, ia kemudian
dipercaya dan diberi tugas sebagai pelindung bangunan suci.
Tundukkan Dwarapala yang ada di
dalam dirimu ( Diri Palsu ) dan masuklah ke bagian diri yang lebih dalam sampai
kepada Percikan Cahaya Tuhan Di Dalam Diri, Nikmatilah Kesadaran Tuhan di dalam diri, silahkan dibaca artikelnya di : Pencerahan
Spiritual > Sebuah Perjalanan Ke Dalam Diri Manusia
Keren mas guru, jadi punya referensi dari sudut pandang orang yang mengalami langsung dari dalam, susah didapat referensi sudut pandang ini.
BalasHapusKarena biasanya sudut pandang logika yang banyak dipakai.
GILAK emang mas guru...
he he he, kebetulan mas
Hapus