Kesadaran Spiritual adalah sebuah pemersatu antara diri kita dan
alam semesta, yang menghubungkan antara jagad alit dan jagad ageng.
Bahwa ternyata manusia itu merupakan
perwujudan kecil dari dunia. Miniatur Alam Semesta adalah manusia ini, karena
sesungguhnya dalam diri manusia itu terdapat apa yang juga terdapat di dunia
ini, ada gunung, pohon besar, sungai dan samudra. Maka disebutlah jagad cilik,
sedangkan alam semesta disebut jagad gede. Kesadaran
spiritual adalah sebuah pemicu konektifitas antara kedua hal tersebut,
jagad alit yang ada dalam diri kita dan jagad ageng yaitu alam semesta itu
sendiri.
Alam semesta adalah sebuah sistem
kecerdasan buatan Tuhan untuk mengakomodir segala kehidupan, di setiap lapisan
dimensi.
Percikan cahaya Tuhan ada dalam
diri setiap mahluk ciptaan, semua - tanpa terkecuali. Bila kita bisa terhubung secara
sadar dengan Percikan cahaya Tuhan, maka kita akan terhubung juga dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
Jagad cilik selalu berhubungan
dengan jagad gede, kalau terputus hubungannya maka mati maka hubungan itu
diwujudkan dalam pernapasan, jagad cilik
membutuhkan hawa untuk menghidupkan nyawa sebab nyawa tanpa hawa akan
mati.
Baca artikel : kembali
kepada Tuhan dengan kesadaran
Adanya tali energi ( energy string ) yang menghubungkan diri
kita dan alam semesta sebagai perwujudan dari sistem maha besar yang dibuat
oleh tuhan untuk mengakomodir segala kehidupan hendaknya dimanfaatkan, jika
kita bisa terhubung dengan percikan cahaya Tuhan di dalam diri kita ( jagad
alit ) maka kita bisa terhubung ke pada alam semesta dan Tuhan itu sendiri,
sarananya adalah energy string yang sumbernya di dalam diri kita adalah percikan
cahaya Tuhan tersebut.
Pupuh Gambuh
Jembaring samudragung, Tanpa tepi
anglangut kadalu, Suprandene makasih gung manungsa iki, Alas jurang kali gunung,
Neng raganira wus katon.
Artinya :
Luasnya samudra raya, Tiada
bertepi dan sejauh mata memandang, Tetapi masih besar adanya manusia ini, Hutan
jurang sungai gunung, Di dalam diri manusia.
(Dipetik dari Serat Cipto
Waskitho)
Mengapa manusia digambarkan lebih
besar dari jagad raya ini? Karena apa yang terlihat besar dan menakutkan itu
sebenarnya dapat masuk kedalam diri manusia sehingga Pakubuwono IV menegaskan
dalam baris tembang berikut ini :
Tana prabedanipun, Jagad katon lan
jagadireku,
Artinya :
Tiada berbeda, Dunia yang terlihat
dan dunia dalam dirimu,
(Dipetik dari Serat Cipto
Waskitho)
Pada bagian yang disekarkan
(disyairkan) Gambuh, artinya dijumbuhkan atau dirujukan dalam tembang itu
tentang dunia nyata dan dunia batin ( jiwa ) , sebagai suatu upaya untuk
mendekatkan manusia kepada kenyataan untuk berpikir tentang hidup dan rasa yang
paling dalam.
Jika transformasi kesadaran bisa
dilakukan sampai pada kesadaran Tuhan ( kesadaran
spiritual ) , maka manusia bisa terhubung dengan guru sejatinya, yaitu
Tuhan itu sendiri, bisa melakukan introspeksi setiap saat atas dirinya sendiri,
tak dikendalikan oleh diri palsunya sendiri. Diri palsu adalah lapisan jiwa
ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan, sering juga disebut sebagai nafsu.
Baca artikel : ilmu
spiritual untuk transformasi kesadaran
Dengan membuat rujukan-rujukan
itu, agar manusia faham benar akan dirinya. Faham akan makna hidupnya, agar
tidak menyia-nyiakan hidupnya untuk perbuatan yang bukan-bukan, jangan sampai
membuat kesalahan dan menghancurkan lingkungan. Karena apa yang terlihat secara
nyata sebagai lingkungan hidup terlihat pula dalam batiniah pada dirinya
sendiri. Rusaknya lingkungan hidup maka rusak pula dalam dirinya sendiri.
Pupuh Gambuh
Yen sira durung surup, Tegese
jagad cilik lan agung, Jagad cilik jenenge manungsa iki, Iya batinira iku, Yen
jagad gedhe Hyang Manon,
Artinya :
Bila kau belum mengetahui, Arti
bawana alit dan bawana ageng Bawana alit namanya manusia ini, Adalah batinmu,
Dan bawana ageng adalah Hyang Manon.
(Dipetik dari Serat Cipto
Waskitho)
Dalam baris tembang yang
berbentuk Gambuh ini terlihat jelas dan lebih tegas diutarakan tentang arti
bawana alit dan ageng, maka jelas pula langkah-langkah yang harus kita bawa
untuk menelusuri samudra kehidupan ini. Apa yang harus kita lakukan untuk
mencapai ”Cipta Waskita” yang artinya kewaspadaan jiwa yang dapat mengetahui apapun yang bakal
terjadi. Mengetahui benar dan salah, kharam dan batal serta mengetahui arti
hukum dalam kehidupan dan sebagainya.
Hubungan yang didapat secara
sadar dengan percikan cahaya Tuhan dalam diri, akan membuat transformasi
kesadaran yang membuat kita sampai pada kesadaran Tuhan ( kesadaran spiritual =
kesadaran cahaya sejati ).
Inilah sumber
dari segala kebenaran sejati.
Kita sering mendengar istilahnya,
"Jawabannya ada di dalam," namun kita tidak selalu tahu persis apa
artinya itu, atau bagaimana menemukan jawabannya.
Baca artikel : Guru
sejati muncul melalui datangnya kesadaran spiritual
Jika jawabannya ada di dalam diri
kita, mengapa kita tidak secara otomatis mengetahui apa adanya dan mengapa kita
menempatkan diri kita melalui begitu banyak hanya untuk menemukan apa yang
sudah ada !?
Tampaknya membingungkan dan tidak
masuk akal.
Tapi, ketika kita melihatnya dengan
cara lain, itu masuk akal.
Kita adalah manusia. Kita tampil
sebagai entitas fisik. Namun, kita semua terdiri dari energi yang berputar, energi
yang bergetar yang tidak dapat diciptakan atau dihancurkan.
Semakin banyak pikiran kita
terbuka, semakin kesadaran kita meningkat ...
Kita kemudian mencapai visi yang
jauh lebih besar dan pemahaman yang lebih tinggi tentang bukan hanya diri kita
sendiri, atau manusia lain, atau planet yang kita miliki, tapi juga alam
semesta secara keseluruhan dan seterusnya! Ini akan bisa anda rasakan jika anda
bisa mencapai Kesadaran Spiritual,
bukan hanya teori serta filsafat saja, melainkan praktek langsung
Yang, akhirnya kembali ke
pemahaman mendalam bahwa, "kita adalah Alam Semesta!"
Baca artikel : Manusia
adalah agen penciptaan
Kita terhubung dengan semua orang
dan segalanya. Kita semua adalah bagian dari energi yang sama.
Kita semua listrik dan kita bersifat
magnetis. Kita memancarkan, menarik dan kita menolak.
Kita menarik ke arah pengalaman
yang kita butuhkan dan mendorong kita menjauh dari yang belum siap untuk kita
terima atau yang tidak kita butuhkan selama masa hidup ini
.
Mari lakukan transformasi
kesadaran sampai pada kesadaran
spiritual, sehingga kita semua bisa terhubung ke alam semesta dan Tuhan itu
sendiri.
Bagaimana caranya utk kita dapat mencapai kesadaran transendental, kesadaran spiritual hakiki tanpa batas itu?..Siapa yg bisa mengajarkannya?..
BalasHapusCarilah fasilitator yang bisa membawa anda kesana, saya doakan agar bisa sampai disana.
HapusRileks...Tenang...Damai