BannerFans.com

Kesadaran Tuhan – Cintai Orang Lain Sejatinya Mencintai Diri Sendiri

Apa yang dirasakan ketika kita bisa masuk ke dalam kesadaran Tuhan? Apakah cinta Ilahiah atau cinta suci Tuhan itu bisa kita rasakan? Mengalir pada diri sendiri, dan juga mengalir pada diri orang lain?

Kesadaran Tuhan adalah kesadaran yang muncul manakala kita bisa terhubung dan masuk pada bagian percikan cahaya Tuhan ( Spirit/Ruh ) yang ada di dalam diri kita sendiri. Kesadaran ini terletak jauh di bawah kesadaran jiwa dan tentunya lebih dalam dibandingkan kesadaran logika yang setiap harinya aktif pada diri kita.

Dari bagian percikan cahaya Tuhan di dalam diri ini mengalir energi spiritual yang membawa sifat-sifat Ilahiah dari sang Maha Tunggal, Tuhan. Dan cinta dan kasih sayang adalah hal yang mendominasi dari sifat-sifat Ilahiah yang bisa kita rasakan.

Ketika Kita mencintai orang lain, kita sebenarnya juga sedang mencintai diri sendiri. 

Dalam kesadaran Tuhan bisa kita rasakan, tidak ada yang lain karena hanya ada kita sendiri. Apa pun yang kita lakukan, kita melakukannya untuk diri sendiri. Pada awalnya, hanya ada satu dan tidak ada yang lain. Satu kesadaran yang tidak terdiferensiasi bertindak untuk dirinya sendiri. Meskipun ada banyak mahluk yang sekarang ada, itu semua berasal dari yang satu, kebenarannya tetap bahwa hanya ada satu. Setiap makhluk hanya dapat bertindak untuk dirinya sendiri karena hanya ada satu Diri yang ada. Semua cinta adalah cinta diri dan itu adalah satu-satunya cinta sejati yang ada.

Dalam kesadaran Tuhan, semua adalah satu, dan semua kesadaran Ilahiah yang berada diri semua mahluk bersumber dari satu yang Maha Esa, Sang Maha Kesadaran. Semua saling terhubung dalam jaringan energi spiritual.

Dan ini bukanlah zona kesadaran logika dan kesadaran diri palsu ( jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan ) yang serba dipengaruhi oleh dualitas.

Baca juga artikel : 
Mari Tebarkan Cinta Sejati Dalam Kesadaran Tuhan

Semua orang adalah aspek dari kita. Hubungan kita dengan orang lain adalah hubungan kita dengan aspek lain dari diri kita yang sejati. Ada perbedaan antara Diri Palsu dan Diri Sejati ( jiwa suci, jiwa murni, jiwa bijaksana ). Diri palsu, khususnya jiwa Ego adalah kesadaran individual kita dalam ruang dan waktu yang terlokalisasi. Jati Diri kita adalah Ruh yang mencakup semua kesadaran individu yang ada. Jati Diri kita yang sejati adalah kesadaran terpadu dari semua itu. Ada 3 lapisan kesadaran Ruh ( Ruhani, Ruh Suci dan Ruh Tuhan ). Pada lapisan terdalam ( Ruh Tuhan ), kita semua sama walaupun saling berjauhan tapi saling terhubung, kita semua adalah wujud dimensi 3 dari kesadaran Tuhan. Kita semua adalah partikel Tuhan yang mempunyai jiwa dan mengalami kehidupan di dunia dengan tubuh fisik ini. 

Kita benar-benar hidup di bumi ini untuk hidup dalam seni kehidupan yang ajaib. Kemampuan alami kita untuk menutup diri masuk ke dalam kesadaran diri palsu dan logika, hampir tidak sekuat kemampuan kita untuk membuka dan masuk pada kesadaran yang lebih tinggi dan merangkul sifat alamiah kita yaitu berada pada hubungan Universal dengan Sang Maha Segalanya dan meraih Surga Tertinggi (sebuah kondisi kesatuan dengan sang pencipta, sebuah tempat yang dikatakan tempat yang berada pada jarak paling dekat sebelum esensi diri kita melebur total kepada DzatNya ) .

"The lips of wisdom are closed,

except to the ears of understanding."

Semua ciptaan diatur oleh hukumNya. Prinsip-prinsip yang bekerja di alam semesta multi dimensi, yang dapat ditemukan oleh para ilmuwan, disebut hukum alam. Tetapi ada hukum yang lebih halus yang mengatur alam spiritual yang tersembunyi dan alam kesadaran jiwa. Tercakup dalam hukum ini adalah sifat asli dari semua materi. Pengetahuan tentang hukum-hukum ini memiliki efek pada dorongan mental. Pikiran adalah pembangunnya. Tetap dalam perhatian penuh terhadap penerapan Hukum Universal yang berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain, dan ketahuilah bahwa dalam cinta semua kehidupan diberikan, dalam cinta semua hal bergerak. 

Baca juga artikel : 
Kesadaran Tuhan Adalah Realitas Sejati

Dalam memberi seseorang mencapai niatannya. Dalam memberi seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya. Dalam memberi, cinta menjadi pemenuhan keinginan, dibimbing dan diarahkan oleh percikan cahaya Tuhan dalam diri dengan cara-cara yang membawa pengetahuan akan diri yang lebih sempurna yang terkait dengan semesta, semua kuat, semua mahluk saling membimbing, semua adalah karena pengaruh ilahi dalam diri. Cinta adalah Hidup dan Hidup adalah Cinta

Ketika kita kembali, bergabung dengan Sumber Tuhan, ketika kita masuk pada Kesadaran Tuhan dengan cara yang sepertinya sangat kecil namun punya kualitas yang mendalam, kita sebenarnya sedang memperluas rencana Tuhan. Tuhan kita yang satu dan diri kita yang lebih tinggi ( Diri Sejati ) selalu menunjukkan jalan terbaik dan paling sempurna dan adalah hak kita untuk bisa mendengarkan dan memilih atau menolak apa yang kita dengar. Tuhan tidak menyalahkan, dan melalui Ruh yang ada di dalam diri kita dengan sabar mencoba lagi untuk menunjukkan jalan yang sempurna, jalan yang penuh kasih pada kita. Semua ciptaan bergerak dalam rencanaNya. 

We are ever becoming. Identity ever remains!

The Law of Divine Love and Oneness 

Hukum Cinta dan Keesaan Ilahi: Hukum ini menyangkut kemampuan satu mahluk untuk menyelesaikan putaran reinkarnasi, mengembangkan pertumbuhan jiwa yang sedemikian rupa sehingga mempunyai vibrasi energy yang membuatnya memenuhi syarat untuk kembali sepenuhnya dan bergabung dengan sumber segalanya, yaitu Tuhan. Mahluk tersebut kemudian menjadi perpanjangan tangan dan menyambungkan mahluk lain kepada Tuhan dan mahluk mahluk tersebut akhirnya bisa memiliki kemampuan untuk hidup dalam aliran cahaya suci Tuhan yang mengalir masuk dan keluar dari Sang Maha Cahaya, atau banyak yang bertugas untuk bereinkarnasi sebagai avatar dalam kehidupan di dimensi 3 dengan tujuan membantu umat manusia.

Baca juga artikel : 

Kesadaran Tuhan – Perspektif Tuhan



Share on Google Plus

About Erlangga Asvi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar