Tebarkan energi spiritual yang ada di dalam diri sampai ke ujung semesta, jangkaulah apapun yang hanya imajinasi atau bahkan apapun yang tak sanggup di imajinasikan pikiran, energi murni yang berasal dari RUH - Percikan Cahaya Tuhan tersebut akan mungkin menjangkaunya.
Kita bukan hanya identitas pribadi, yang diciptakan oleh
pengalaman dan kesan pikiran kita, tetapi kita adalah energi spiritual yang mempunyai tubuh, yang tumbuh dan berkembang
dengan tubuh, perasaan ( hati ), dan pikiran. Kita memiliki jiwa juga, yang bisa mengamati ke dalam tubuh, yang bertindak sebagai pengamat, yang membantu mengamati aktivitas Percikan Cahaya Tuhan (
Ruh ) yang bekerja pada segenap bagian diri.
Pikiran dapat dipahami sepenuhnya, hanya ketika kesadaran kita naik di atas kesadaran pikiran. Pikiran, jiwa, dan tubuh adalah alat bagi Ruh untuk
mengalami hidup, dan untuk mengekspresikan dirinya kepada kehidupan. Apa pun
yang bergerak keluar dari diri kita, adalah ekspresi kita, baik dalam bentuk
tindakan, atau ketika kita mengekspresikan perasaan, pikiran, dan emosi.
Your expression comes out of your experience. Unless you
have an experience of something, you cannot express yourself, in the form of
thoughts, feelings or action. You have to have within you before it comes out
in the expression.
Selain itu, pikiran juga membutuhkan pengalaman untuk
mengembangkan kapasitasnya, dalam bentuk fisik. Satu pengalaman berubah menjadi
banyak pengalaman dengan pikiran. Pikiran membutuhkan pengalaman atau kesan,
untuk dianalisis, dievaluasi, untuk sebuah alasan yaitu untuk membayangkan masa depan,
dari pengalaman masa lalu.
“Tugas pikiran,
adalah merentangkan satu titik, dan mengubahnya menjadi satu garis. Titik
adalah pengalaman dari menjalankan eksperimen, dan garis adalah hidup Anda. "
Ketika kita bisa menyadari bekerjanya Ruh melalui energi spiritual, tentu ini semua dilakukan dengan tidak menggunakan kesadaran pikiran, maka Ruh melalui energi spiritual akan mengembang di dalam tubuh fisik kita. Jika jumlah energi spiritual itu bisa tepat maka akan bisa membuat tubuh bekerja dengan optimal, setiap sel tubuh mendapatkan asupan gizi yang tepat ( energi spiritual ).
Tubuh yang optimal adalah tubuh yang dikendalikan oleh kesadaran. Sadar penuh atas fisik dan pikiran serta
jiwa, kesadaran spiritual adalah kesadaran yang
berada lebih tinggi dibandingkan kesadaran logika ( pikiran) atau kesadaran
jiwa ( baca artikel : 7
lapis kesadaran jiwa manusia ).
Proses yang terjadi pada tingkat RUH ( sumber dari energi
spiritual yang ada di dalam diri kita). Ruh itu mengembang dengan sendirinya, sampai pada titik, di mana ia dapat menjangkau setiap sudut
di seluruh alam semesta, multi dimensi
Dengan pikiran, kita suka terjebak pada kejadian yang kita alami tiap harinya. Pengalaman
ruh adalah ketika kita melepaskan diri pikiran ataupun jiwa. Pikiran tidak memungkinkan kita untuk
melepaskan diri atau meninggalkan cengkeraman pada bagian mana pun dari
kehidupan.
Baca juga artikel : Energi
Spiritual Anda Menarik Kejadian Yang Serupa
Pikiran selalu takut, bahwa jika kehilangan pegangan,
semua yang eksis akan lenyap, baik dalam kehidupan pribadi atau kehidupan profesional.
Pada kenyataannya, jika kita dapat melihat ke dalam kegiatan yang terjadi pada pikiran, kita menyadari bahwa tidak ada yang terjadi sesuai dengan pikiran, dan semua
keamanan dan keselamatan pada tingkat pikiran tidak lebih dari sekadar
menghibur pikiran.
Jika pikiran tidak mengalami ruh, pikiran tidak bisa
kehilangan/melampaui dirinya sendiri. Bagian otak atau lebih spesifik pada fungsi pikiran haruslah dialiri oleh energi spiritual, ini adalah sebuah proses yang sering kita sebut sebagai pencerahan - mengalirnya energi spiritual ke bagian pikiran, bisa saja terjadi pencerahan logika, bisa saja terjadi pencerahan jiwa, bisa juga terjadi pencerahan spiritual.
Hidup tidak saja terbatas pada level tubuh dan pikiran.
Identifikasi kehidupan dengan tubuh tidak pernah bisa memberi kita kebebasan, dan juga
pada tingkat perasaan dan emosi. Sumber perasaan dan emosi kita sebagian besar adalah pikiran.
Jika kebebasan yang sejati yang kita cari dalam hidup ini, maka tidak cukup hanya pada tingkat emosi dan perasaan saja yang kita alami, kesadaran harus ditingkatkan melampaui kesadaran logika/pikiran, kemudian sampai pada kesadaran jiwa, dan terus lagi sampai kesadaran spiritual ( menyadari bekerjanya ruh melalui energi spiritual )
Ketika kita berada pada kesadaran pikiran, maka kejadian yang kita alami adalah kejadian semu belaka, pemahaman pikiran pada kejadian semu ini hanyalah halusinasi bagi jiwa. Hal yang semu pasti mudah berubah, kecuali jika kita bisa menggunakan energi spiritual dan masuk pada kesadaran jiwa serta kemudian menyadari bekerjanya pikiran, atau bahkan mengendalikan pikiran baru kita bisa mengalami kejadian yang sejati, barulah hikmah kehidupan yang sejati bisa didapatkan.
Hikmah kehidupan yang sejati bisa kita dapatkan manakala kita sedang berada pada kesadaran spiritual atau minimal kesadaran jiwa, karena hikmah yang sejati adalah sebuah pelajaran bagi jiwa, yang datang karena adanya daya tarik menarik antar energi spiritual di dalam diri dengan energi spiritual yang ada pada semesta ( energi kosmik ) yang termanifestasikan sebagai kejadian yang kita alami setiap harinya.
Jika kita tidak sadar, apa yang sedang terjadi, di dalam
pikiran, maka kita tidak akan pernah bisa menyadari bahwa hidup kita ini sebenarnya adalah hidup yang semu yang dikendalikan oleh pikiran. Bahkan kita tak bisa mengalami hidup yang sebenarnya, hidup sebagai jiwa.
Kita memiliki ruh ( sumber energi spiritual ) di dalam
tubuh, di mana pikiran, perasaan, jiwa, dan tubuh adalah instrumennya dan jika kita melekatkan diri kita ( ingatlah bahwa kita adalah jiwa ) dengan apa pun selain ruh, yang berada di dalam tubuh,
maka kita hanya hidup dalam ilusi masa lalu.
“Ruh melekat pada
tubuh, pikiran, perasaan, jiwa melalui sensasi. Ruh mengalami kehidupan dan
mengumpulkan kesan melalui sensasi. Ini hanya sensasi yang memungkinkan ruh untuk
mengekspresikan dirinya, melalui instrumen kehidupan. Kebenaran ini
bisa diketahui, begitu kita menyadari dan terhubung melalui kesadaran dengan ruh ( mengalami kesadaran spiritual ) di dalam tubuh. ”
Jika ide kita tentang diri sendiri, terbatas pada identitas
pribadi, yang hanya berada dalam pikiran, hidup kita tetap terbatas pada
pikiran dan gambaran pikiran. Hal pertama, dengan pikiran, adalah identitas
pribadi kita ( bukan jiwa ), yang telah kita ciptakan dari waktu ke waktu, dari pengalaman.
Identitas pribadi ini adalah identitas individu dan membedakan antara kita dengan orang lain.
Sensasi menegaskan pengalaman identitas pribadi melalui
sensasi, dan dengan demikian pengalaman diri sendiri, ke dalam pikiran tampak
nyata.
Baca juga artikel artikel terkait : Energi Spiritual
Identitas pribadi kita, bersama dengan gambaran yang ada pada pikiran dan
semua fungsi pikiran rasional, bersama dengan perasaan dan emosi di daerah
dada, ketakutan dan rasa tidak aman di daerah perut, semua kesenangan
kecil hidup bersama dengan pengalaman seksual tampak nyata , karena SENSASINYA.
jadi apakah yang akan kita tebarkan ke segenap alam semesta, apakah yang ingin kita ekspresikan di dalam hidup ini? Apakah yang ingin kita alami dalam hidup ini? Maka sesuai dengan hukum law of attraction, maka apa yang kita tebar akan kita tuai juga. Ayo kita sadari apa yang dibawa oleh energi spiritual kita ke alam semesta, apakah itu yang kita pikirkan, apakah itu yang kita rasakan dalam hati? apakah energi itu membawa informasi yang tersembunyi di dalam lipatan memori jiwa kita?
Jika kita terikat dengan sensasi, setiap bagian
kehidupan tampak seolah nyata, tetapi jika kita melepaskan diri, dengan sensasi yang kita rasakan sendiri, perlahan-lahan kita menciptakan jarak / ruang antara ruh - jiwa - perasaan - pikiran - tubuh. Bagian bagian utama dalam tubuh yang berhubungan dengan fungsi
spiritual dihubungkan oleh energi
spiritual.
0 comments:
Posting Komentar