BannerFans.com

Apa Sih Syukur Itu?

Apa sih syukur itu?  Tentang Syukur - On Gratitude

Kalau menurut bahasanya syukur itu berasal dari terminologi bahasa arab, syukur itu artinya berterimakasih. Kata nikmat itu artinya pemberian, anugerah, nikmat, lezat, dll. Mensyukuri nikmat Allah adalah berterimakasih atas segala apa yang diberi oleh Allah, mengingat-ingat apa saja yang sudah diberikan pada kita dan kita berusaha berterimakasih atas semua itu.

Apa sih syukur itu? Apa Cuma begitu saja, apa jika mengingat ingat apa pemberian yang diberikan kepada kita malah akan membuat kita seperti menghitung hitung, apakah itu membuat kita seolah menjadi perhitungan?

Dalam kesadaran yang tepat, dalam kesadaran jiwa tenang, saya yakin itu akan bisa mulai direduksi, logika tak lagi segalak sebelumnya, dalam ketenangan jiwa, logika mulai bisa dijinakkan, sehingga kita tak lagi seperti perhitungan, tak lagi transaksional. Mereka yang bisa merasakan ketenangan jiwa biasanya bisa merasakan syukur yang berbeda, hanya merasakan nikmatnya dari proses bersyukur.

Gratitude, berterima kasih, hanya mengingat ingat semua hal, dari yang umum sampai yang khusus, detail, agar bsia disyukuri satu per satu, agar bisa berterimakasih pada Tuhan, pada semestaNya, atas semua yang sudah diberikan, atas apa yang sedang kita rasakan saat ini.

Apa sih syukur itu? Berikut ini adalah uraian singkat dari saya, ini sharing saya mengenai kebersyukuran, This is my Gratitude.. This is how I said Thank You To Universe. Ini adalah masalah pandangan hidup esoteris, Bagaimanapun, soal syukur adalah sesuatu yang kita semua harus pelajari, harus selalu dipelajari tiap saat, dari pengalaman hidup, dari pengalaman hidup sekitar kita. Karena kita hampir hampir tidak bersyukur seperti yang seharusnya.

Rasa syukur

Yang mendorong saya untuk menulis artikel singkat tentang rasa syukur ini adalah serangkaian refleksi yang sungguh-sungguh atas hidup saya sendiri. Ini dipicu oleh sebuah pembicaraan singkat dengan seorang sahabat yang sedang menikmati tiap momen yang dijalaninya dalam hidup.

Menjadi sangat jelas bagi saya bahwa, dalam mengamati diri sendiri (berusaha untuk jujur) dan orang lain, kita - sebagai manusia - cenderung banyak mengeluh tentang hidup kita. Kita selalu mengeluh. Kita selalu melihat "betapa mengerikannya semua yang sedang kita hadapi ini, betapa seramnya apa yang dihadapi dia, mereka, orang itu………..", meskipun kita sedang makan dengan sendok dan piring berlapis emas.

Baca juga artikel : 

Alasan Untuk Bersyukur

Sebenarnya, banyak dari kita berperilaku - jauh lebih dari yang ingin kita akui, tentu saja - seperti anak nakal yang manja. Sikap ini tentu saja tidak dapat ditolerir. Kita semua terlalu sering tidak tahu berterima kasih ( ataukah sedang terlupa? Atau ……malah melupakan? ) ; tidak menghargai dan tidak berterima kasih. Sebenarnya banyak yang harus kita syukuri. Hampir semua yang kita miliki hampir tidak layak kita dapatkan. Hampir semua yang kita miliki, kita dapatkan "dengan cuma-cuma". Jika kita memperhatikan hidup kita dengan saksama, kita dapat melihat bahwa - meskipun kita mengeluh - kita disediakan semua keperluan dan kadang keinginan, atau semuanya dengan sangat baik. Kita memiliki apa yang Kita butuhkan.

Apa sih syukur itu? Syukur adalah menghargai dan berterima kasih. Kita perlu lebih bersyukur; kita harus lebih menghargai dan bersyukur. Hidup adalah kesempatan luar biasa untuk hidup, belajar, dan tumbuh. Kami dapat berterima kasih atas kesempatan ini: kami dapat berterima kasih kepada Tuhan Yang Esa, Kepada Semestanya ( Alam Semesta = Sistem Tuhan Yang mengkomodir semua kehidupan ), kepada orang tua kita, kepada keluarga, kepada sahabat, teman, musuh, guru-guru,..dll… 

Syukur dan puas

Ketika kita bersyukur, kita bisa ( lebih mudah ) menjadi puas; ketika kita menjadi puas, kita menghentikan penderitaan yang ada dalam keinginan dan kebencian; dalam menginginkan. Keinginan adalah menginginkan apa yang tidak ada; keengganan tidak menginginkan apa yang ada. Dalam kedua kasus tersebut, kita menderita karena kita menginginkan saat ini menjadi sesuatu yang lain - kadang-kadang sesuatu yang lain - daripada apa adanya. Bersyukur adalah belajar melihat semua hal baik yang telah kita dapatkan di saat tertentu. Ini mengarah pada kepuasan. Ini mengarah pada penerimaan saat ini persis seperti apa adanya. Ketika kita berhenti meminta lebih – berhenti menuntut hal-hal hidup, bisa menghargai apa yang kita miliki, siapa diri kita, dan di mana kita berada maka kita “melewati”.

Apa sih syukur itu? Apa preferensinya

Keinginan dan keengganan (lebih bersifat emosional dan lebih ekstrem) harus diubah menjadi preferensi (lebih bersifat mental dan tidak terlalu ekstrem). Keinginan dan keengganan menghasilkan penderitaan karena itu adalah tuntutan hidup. Ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan - atau ketika kita mendapatkan apa yang tidak kita inginkan - kita menjadi sengsara. Ketika kita menjadi sengsara, berkubang dalam emosi yang lebih rendah ( dalam kondisi jiwa yang tak tenang, yang dikuasai oleh jiwa ego, jiwa amarah dan jiwa keinginan – sedang dalam kesadaran DIRI PALSU ), kita membuat hidup lebih sulit untuk dijalani bagi diri kita sendiri dan orang lain. Ketika kita menjadi sengsara, kita menghasilkan kesengsaraan ke mana pun kita pergi. Seperti menara penyiaran, kita menyiarkan pikiran dan perasaan kita ke dunia di sekitar kita melalui energi yang kita pancarkan - karena itu, kita sangat yakin bahwa apa yang kita promosikan adalah hal terbaik dan dari kualitas hebat yang tersimpan dalam jiwa dan ruh kita.

Baca juga artikel : Sekali Tentang Syukur

Apa sih syukur itu? Syukur juga tergantung dari kondisi atau state of consciousness kita. Keinginan dan keengganan (lebih emosional dan lebih ekstrim di alam) harus berubah menjadi preferensi (lebih mental dan kurang ekstrim di alam). Artinya, kita boleh memilih, tetapi kita tidak menuntut hal-hal kehidupan. Misalnya, kita semua - tidak diragukan lagi - lebih memilih kesehatan yang baik; namun - pada akhirnya - kita tidak benar-benar bisa memilih kesehatan yang baik. Terkadang kita sakit. Jika kita menjadi kesal dengan ini, maka itu hanya menunjukkan bahwa kita menginginkan kesehatan yang baik. Itu lebih dari preferensi. Preferensi lebih suka, tetapi tidak menuntut. Preferensi mengakui fakta bahwa - terkadang - kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Preferensi : pilihan : kecenderungan : hal yang didahulukan : pilihan realitas, membuat kita tau kemana harus mengarahkan fokus dengan kesadaran jiwa tenang. Dan Keinginan yang membabi buta membuat kita menderita.

Pentingnya Bersyukur

Ketika seseorang melanjutkan studi mereka tentang diri sendiri, tentang siapa diri kita sebenarnya dan bagaimana semesta ini bekerja maka orang akan menemukan pentingnya hal-hal seperti rasa syukur; penghargaan dan rasa terima kasih. Seseorang akan menemukan pentingnya kebahagiaan dan kepuasan. Hal terbesar dan terpenting adalah bagaimana kita saling mempengaruhi dengan pikiran dan perasaan kita. Kita  saling membantu dan menghalangi, setiap hari, berdasarkan pikiran, perasaan, kata-kata, dan perbuatan kita, baik disadari atau tidak; juga, berdasarkan perilaku, sikap, dan reaksi kita. Kita tidak hidup dalam ruang hampa sendirian. Segala sesuatu yang kita, semua yang kita lakukan, memiliki efek. Rasa syukur berperan dalam hal ini.

Baca juga artikel : 

Energi Syukur

Apa sih Syukur itu? Dalam kesadaran jiwa tenang, syukur akan menjadi berbeda rasanya, meningkat levelnya. Saat kita bersyukur dalam kondisi jiwa tenang, saat kita bisa menghargai dan bersyukur, kita mulai menyadari betapa baiknya bila kita semua memiliki kesadaran jiwa tenang dan rasa kebersyukuran. Kita menyadari bahwa kita semua diperhatikan. Kita berhenti membuat tuntutan-tuntutan dalam hidup.

Hidup akan mengalir bersama aliran kehidupan yang alami.

Share on Google Plus

About Erlangga Asvi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar